REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO— Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan polisi berhasil melumpuhkan tiga tersangka anggota milisi yang terlibat pembunuhan seorang pria penganut Kristen Koptik. Pria tersebut diculik lima bulan lalu di Semenanjung Sinai yang bergejolak.
Dalam pernyataannya Senin (19/4) Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan pasukan keamanan baku tembak dengan milisi ISIS saat mengejar mereka di wilayah Abtal, Provinsi Sinai Utara. Tiga orang anggota milisi tewas dan polisi mengejar tiga orang lainya.
Kementerian Dalam Negeri tidak menyebutkan kapan baku tembak terjadi. Kementerian yang mengawasi kepolisian itu mengatakan selama baku tembak sebuah sabuk bahan peledak meledak.
Belum diketahui apakah pelaku pengeboman salah satu dari tiga milisi yang tewas. Kementerian tidak menyebutkan adanya korban tewas dari pihak petugas keamanan. Pernyataan pemerintah ini tidak dapat diverifikasi secara independen dan akses media ke Sinai utara sangat dibatasi.
Kementerian mengatakan para milisi yang tewas terlibat dalam pembunuhan Nabil Habashi. Pria penganut Kristen Koptik berusia 63 tahun yang membangun sebuah gereja di Kota Bir al-Abd.
Para milisi menculik Habashi yang bekerja sebagai penjual perhiasan pada bulan November lalu dari Bir al-Abd. Seorang pejabat yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan milisi meminta uang tebusan sebesar 2 juta poundsterling Mesir.
Kelompok di Mesir yang berafiliasi dengan ISIS bermarkas di Semenanjung Sinai. Mereka merilis sebuah video sepanjang 13 menit yang menunjukan Habashi sedang berlutut sementara tiga orang berpakaian hitam-hitam berdiri di belakangnya.
Salah satu dari tiga orang itu terlihat menembak belakang kepala Habashi. Tidak diketahui kapan tepatnya Habashi tewas dibunuh.
Setelah militer menggulingkan pemimpin sayap kanan pada 2013 lalu Mesir menghadapi pemberontakan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan ISIS di Semenanjung Sinai. Militer melakukan intervensi usai unjuk rasa besar-besaran yang mendorong pemerintah sayap kanan yang baru berkuasa selama satu tahun untuk turun.
Pemberontak telah menggelar sejumlah serangan. Sebagian besar mengincar pasukan keamanan atau masyarakat minoritas Kristen.