Rabu 21 Apr 2021 11:50 WIB

Perlambatan Jumlah Subscribers, Saham Netflix Anjlok

Saham Netflix turun 11 persen dalam perdagangan setelah jam kerja.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolandha
Raksasa streaming video Netflix telah melaporkan perlambatan pertumbuhan subscribers (pelanggan), menyebabkan sahamnya anjlok 11 persen.
Foto: Pixabay
Raksasa streaming video Netflix telah melaporkan perlambatan pertumbuhan subscribers (pelanggan), menyebabkan sahamnya anjlok 11 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Raksasa streaming video Netflix telah melaporkan perlambatan pertumbuhan subscribers (pelanggan). Hal itu menyebabkan jatuhnya saham Netflix.

Sekitar 3,98 juta orang mendaftar Netflix antara Januari dan Maret, jauh dari proyeksi 6 juta. Perusahaan tersebut mengatakan kurangnya acara baru mungkin telah berkontribusi pada kejatuhan, menambahkan bahwa pihaknya berharap ini pulih saat sekuel acara hits dirilis.

Baca Juga

Saham Netflix turun 11 persen dalam perdagangan setelah jam kerja menjadi 489,28 dolar AS. Penurunan harga saham menghapus 25 miliar dolar AS dari kapitalisasi pasar perusahaan, dilansir di BBC, Rabu (21/4).

Layanan streaming menambahkan 15,8 juta pelanggan baru tahun lalu karena Covid-19 memaksa orang di seluruh dunia untuk tinggal di rumah. Sebagian besar pertumbuhan itu terjadi di Asia, di mana Netflix menambahkan 9,3 juta pelanggan baru pada tahun 2020, meningkat sekitar 65 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun pandemi tersebut terbukti menjadi pedang bermata dua bagi Netflix, karena juga mengganggu jalur produksinya.

"Dinamika ini juga berkontribusi pada daftar konten yang lebih ringan di paruh pertama 2021, dan karenanya kami yakin pertumbuhan keanggotaan yang lebih lambat," kata perusahaan dalam surat kuartalannya kepada pemegang saham.

Perusahaan memproyeksikan pertumbuhan pelanggan yang buruk ke depan, dengan tambahan 1 juta pelanggan streaming baru di kuartal kedua, jauh dari perkiraan sebelumnya yang hanya 5 juta.

Netflix juga menghadapi persaingan yang semakin ketat dari layanan streaming baru yang memasuki pasar. Disney+, layanan streaming yang jauh lebih baru, sudah memiliki 100 juta pelanggan, dibandingkan dengan Netflix yang memiliki 207,6 juta.

Bahkan dengan pertumbuhan pelanggan yang lamban, Netflix telah melaporkan pendapatan 7,16 miliar dolar AS dan laba bersih 1,71 miliar dolar AS.

Netflix memperkirakan pertumbuhan yang lebih kuat di paruh kedua tahun ini saat merilis season baru You, Money Heist, The Witcher, dan film laga Red Notice, di antara judul-judul lainnya.

"Kami mengalami sepuluh tahun di mana kami tumbuh mulus seperti sutra. Ini hanya sedikit goyang sekarang," kata CEO Netflix, Reed Hastings.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement