Jumat 30 Apr 2021 20:24 WIB

Apa Maksudnya Kencangkan Ikat Pinggang Saat Lailatul Qadar?

Rasulullah meningkatkan intensitas ibadahnya pada sepuluh hari malam terakhir

Rep: Alkhaledi Kurnialam / Red: A.Syalaby Ichsan
Masjid Agung Kairouan tampak kosong karena tindakan untuk membendung pandemi Covid-19 pada malam yang diyakini sebagai Lailatul Qadar , salah satu malam paling suci umat Islam di Kairouan, Tunisia pada 19 Mei 2020.
Foto: Anadolu/Yassine Gaidi
Masjid Agung Kairouan tampak kosong karena tindakan untuk membendung pandemi Covid-19 pada malam yang diyakini sebagai Lailatul Qadar , salah satu malam paling suci umat Islam di Kairouan, Tunisia pada 19 Mei 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, Lima ayat dalam surah Alqadr telah menjelaskan kebenaran adanya sebuah malam penting dan lebih utama dari malam-malam yang lain, yakni malam Lailatul Qadar. Allah SWT dan Rasul-Nya bahkan menyebut malam ini lebih utama dari seribu bulan dan kebaikan yang dilakukan di dalamnya diganjar ribuan kali lipat.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Sholahuddin Al-Aiyub menjelaskan, saking besarnya keutamaan Lailatul Qadar, Rasulullah SAW bahkan meningkatkan intensitas ibadahnya pada 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan. Sebuah motivasi dan dalil yang cukup agar Umat Islam berupaya meraih Lailatul Qadar seperti yang dilakukan Nabi.

“Dalam sebuah hadist, Rasulullah yasuddul izar, atau mengencangkan ikat pinggang. Itu metafora bahwa Rasulullah itu betul-betul fokus untuk melakukan ibadah di sepuluh hari terakhir,” jelas KH. Sholahuddin Al-Aiyub saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (30/4). “Itu menjadi tanda, dalilun ‘alal mu’minin, bahwa apa yang dilakukan Rasulullah perlu dicontoh,”tambahnya.

Adapun cara mendapatkan Lailatul Qadar, kata dia, para ulama menjelaskan berbagai amalan untuk bisa mendapatkan malam terbaik ini. Ada ulama menyebut seseorang yang melaksanakan sholat Isya dan subuh berjamaah di masjid, khususnya di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, berkesempatan mendapatkan Lailatul Qadar. 

“Barang siapa yang melakukan sholat subuh dan isya berjamaah maka dia seperti mendapat sholat satu malam penuh. Nah, itu ketika dia sudah melakukan itu di malam-malam bulan Ramadhan khususnya di sepuluh hari terakhir, maka dia seperti mendapatkan Lailatul Qadar,”jelasnya.

Menurutnya, ulama lain juga ada yang berpendapat bahwa membaca Alquran pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan juga menjadi salah satu amalan yang bisa membuat seorang meraih lailatul qadar. Membaca Alquran setidaknya 100 ayat dalam satu malam sangat besar keutamannya, terlebih Ramadhan adalah waktu diturunkannya Alquran.

Amalan lain yang bisa dilakukan untuk meraih Lailatul Qadar adalah dengan qiyamu Ramadhan dengan memperbanyak sholat tarawih atau sholat sunnah lainnya. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi tentang seseorang yang mendirikan Ramadhan dengan iman dan penuh harapan kepada Allah SWT.

“Barangsiapa yang berdiri dan mendirikan bulan Ramadhan dengan sholat-sholat sunnah, seperti sholat tarawih, witir maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu. Di antara cara-cara yang disebutkan para ulama di malam-malam Ramadhan khususnya sepuluh hari terakhir ini diharapkan bisa meraih Lailatul Qadar,”ungkap dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement