REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesediaan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko menerima Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea dan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal di Gedung Bina Graha, Jakarta, pada saat peringatan Hari Buruh, Sabtu (1/5), dianggap sebagai kepedulian akan nasib buruh Indonesia Sekjen Galang Kemajuan Centre, salah satu organ relawan Jokowi, Diddy Budiono mengapresiasi tinggi hal tersebut.
Diddy menyatakan sikap Moeldoko tersebut merefleksikan pemerintahan Presiden Jokowi yang enggan mengabaikan nasib buruh Indonesia. “Kita semua tahu, Presiden Jokowi tidak hanya mengucapkan selamat Hari Buruh Internasional atau May Day, pada hari peringatannya, Sabtu lalu. Presiden Jokowi juga menyampaikan pengakuan tulus bahwa para buruh merupakan aset bangsa Indonesia, merekalah yang juga menggerakkan ekonomi dan dunia usaha Tanah Air selama ini,” kata Diddy di Jakarta, Ahad (2/5).
Menurut Diddy, apa yang dilakukan Moeldoko merupakan tindak lanjut dari pengakuan presiden bahwa para buruh adalah aset besar bangsa kita.
“Satu hal yang tidak boleh luput, Pak Moeldoko pada pertemuan itu menegaskan bahwa pemerintah tidak mengabaikan kesejahteraan buruh dalam pelaksanaan Undang-Undang Cipta Kerja, terutama mengenai upah sektoral dan tunjangan hari raya (THR),” kata Diddy. “Bahkan KSP menyatakan dua hal pokok itu akan dia sampaikan langsung kepada Menteri Tenaga Kerja. Itu artinya pemerintah yang dalam hal ini diwakili Pak Moeldoko, sangat peduli akan nasib buruh," kata dia menambahkan.