Selasa 04 May 2021 05:45 WIB

Mualaf Edison: Masuk Islam adalah Anugerah Terindah

Mualaf Edison melakukan pencarian sebelum menyatakan masuk Islam

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Edison melakukan pencarian sebelum menyatakan masuk Islam. Foto Edison
Foto:

Edison sebenarnya terlahir dari keluarga yang berbeda agama. Keluarga ayahnya liberal sedangkan ibunya pemeluk Budha. Edison sendiri memilih agamanya sejak usia 13 tahun. Dia menganut Kristen, namun demikian dia tumbuh sebagai seorang pribadi yang bebas.  

Sebelumnya, Edison mengikuti ibunya untuk pergi ke kuil namun dia tak benar- benar meyakininya. Bagi Edison yang masih anak-anak, dia belum memahami pentingnya sebuah agama. Sehingga pergi bersama ibunya untuk beribadah hanya sebuah kesenangan. Kemudian di usianya ke 13, pertanyaan tentang ketuhanan mulai muncul di benaknya. 

Dia bertemu dengan tetangganya dan menceritakan mengenai keyakinannya. Rasa ingin tahu mengenai kisah Isa, kemudian menuntunnya untuk memeluk agama yang sama dengan tetangganya.  

Dia semakin rajin beribadah setiap Sabtu. Edison berpikir, dengan rajin beribadah tidak serta merta pertanyaannya mengenai ketuhanan selesai. Banyak pertanyaan dan dia belum mendapatkan jawabannya.   

"Semakin ingin mencari tahu tentang Tuhan, semakin banyak pertanyaan tentang kehidupan, terutama tentang diri saya dan untuk apa saya hidup,"ujar pria kelahiran Singapura ini sebagaimana dikutip dari Harian Republika

Dia ingin mencari kebenaran mengenai Tuhan mana yang benar, apakah yang ibu saya percaya, atau yang selama 11 tahun dia percaya. Hingga suatu hari dia mengenal agama lain yakni Islam.   

Hari di mana Edison menerima Allah ke dalam hidupnya membuat dia berpikir apakah dia telah melakukan kesalahan atau tidak. Tetapi kenyataannya,  setelah menjadi mualaf, pilihannya ini adalah hal terindah yang pernah dirasakan dalam hidupnya.  

Allah mengenalkan Islam melalui teman-teman terdekat. Edison pun meyakini bahwa memeluk Islam adalah benar-benar takdir Allah. Setelah memeluk Islam secara resmi di Islamic Center Darul Arqam. Dia juga bersama Herald mempelajari ibadah. 

Pada awalnya pengalaman belajar tentang sholat agak menantang bagi dia. Karena dia  tidak tahu bagaimana cara membaca bahasa Arab. Dia bersyukur memiliki teman Muslim yang sangat baik. Karena membantunya untuk mempelajari bacaan sholat.

Teman wanita juga ikut mendampinginya... 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement