REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Rekaman video yang tersebar di media sosial Twitter terlihat warga Baghdad bersorak gembira saat foto mantan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei diturunkan dari sebuah papan iklan. Pengunjuk rasa berkumpul dipermukiman mayoritas Muslim Sunni di Al-Admaya, Baghdad.
Mereka menuntut agar foto Khamenei, pendiri sistem politik Iran saat ini dan mantan pemimpin tertingginya Ruhollah Khomeinei dan Jenderal Qassem Soelimani diturunkan dari sebuah papan iklan. Soelimani salah satu orang paling berpengaruh di Iran mantan Komandan Garda Revolusi.
Ia tewas dalam serangan Amerika Serikat (AS) ke Bandara Baghdad pada 3 Januari 2020 lalu. Deputi Komandan milisi bersenjata yang didukung Iran, Popular Mobilization Forces, Abu Mahdi al-Muhandis turut tewas dalam serangan tersebut.
Seperti dikutip dari Alarabiya, Kamis (6/5) terlihat dalam video yang dibagikan di Twitter, warga Baghdad bersorak gembira saat foto Khamenei diturunkan. Berita-berita Iran menghiasi halaman depan media-media di seluruh dunia.
Setelah rekaman suara Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif yang mengeluhkan lemahnya kewenangannya dan mengkritik dominasi militer dalam kebijakan luar negeri negara itu bocor. Rekaman itu memicu berbagai reaksi termasuk dari politisi-politisi AS.
Dalam rekaman selama tiga jam yang dipublikasikan stasiun televisi Iran Internasional TV yang bermarkas di London itu, Zarif mengatakan, ia 'sama sekali' tidak memiliki kewenangan dalam kebijakan luar negeri. Ia mengeluhkan besarnya pengaruh Garda Revolusi dan menyoroti pembunuhan Qassem Soleimani sebagai akibatnya.
Khamenei merespon kritikan dari menteri luar negeri yang bocor tersebut. Ia mengatakan kritikan itu 'mengejutkan dan disayangkan'. "Baru-baru ini kami mendengar sesuatu dari pejabat negara yang mengejutkan dan disayangkan," kata Khamenei dalam pidato yang disiarkan televisi.
Khamenei sama sekali tidak menyebutkan nama Zarif dalam pidotonya. Tapi ia menuduhnya mengamini klaim-klaim AS.