REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Perdana menteri Somalia menyambut baik kesepakatan untuk menyingkirkan pasukan oposisi dan keamanan dari ibu kota pascabentrokan baru-baru ini antara pasukan pemerintah dan tentara yang setia kepada kelompok oposisi.
Berdasarkan kesepakatan yang dicapai pada Rabu malam antara tokoh oposisi, anggota parlemen, dan Menteri Keamanan Dalam Negeri Hassan Hundubey Jim'ale, polisi nasional Somalia akan bertanggung jawab atas keamanan di ibu kota, sedangkan tentara nasional harus menghindari campur tangan politik.
“Ini adalah kabar gembira bagi rakyat Somalia karena kami telah menyepakati demiliterisasi Mogadishu. Kami membutuhkan dukungan rakyat dan politikus," kata Perdana Menteri Mohamed Hussein Roble menyoroti perjanjian tersebut.
"SNA (Tentara Nasional Somalia) adalah pembela bangsa dan saya mendorong mereka untuk kembali ke pangkalan mereka," kata dia lagi.
PM juga memuji upaya demiliterisasi Mogadishu dan mencapai akhir konflik secara damai. Dia menyebut kesepakatan itu sebagai langkah yang baik menuju perdamaian dan stabilitas.
"Tujuan utamanya adalah menyatukan negara dan mengadakan pemilihan umum yang bebas dan adil. Kita semua harus bekerja untuk mencapai tujuan ini," kata Roble.