Senin 10 May 2021 00:31 WIB

3 Pihak Ini Peringatkan Bahaya Nyata Investasi Bitcoin Cs

Tiga pemain utama investasi dunia menyebut bahaya dan ancaman uang kripto

Rep: Idealisa/Novita Intan/ Red: Elba Damhuri
Mata Uang Kripto: Bitcoin, Ethereum, dan Dagecoin menjadi buruan investor di seluruh dunia
Foto: voa
Mata Uang Kripto: Bitcoin, Ethereum, dan Dagecoin menjadi buruan investor di seluruh dunia

REPUBLIKA.CO.ID, -- Mata uang kripto (cryptocurrency) seperti Bitcoin, Ethereum, hingga Dagecoin kini menjadi incaran investasi di seluruh dunia. Nilainya pun melonjak gila-gilaan sehingga menimbulkan baik rasa senang bagi para pemainnya maupun kekhawatiran bagi pihak-pihak yang berdiri di seberang mata uang kripto ini.

Belum lama ini, dunia cryptocurrency dikejutkan dengan kasus kriminal di Turki terkait cryptocurrency. Kasus penipuan ini menjadi perhatian dunia.

CEO Thodex, Fatih Faruk Ozer, platform transaksi mata uang kripto di Turki, tiba-tiba menghilang dan membawa aset investor senilai 2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp29,11 triliun. Ozer dikabarkan telah meninggalkan negara itu diam-diam.

Pada Jumat (23/4/2021) Thodex sempat memposting pernyataan di situsnya yang mengatakan platformnya akan ditutup 4-5 hari karena faktor investasi luar yang tidak bisa dikontrol.

Para nasabah pun mengajukan ribuan tuntutan pidana terhadap Thodex lantaran mereka tidak dapat mengakses akun ataupun menarik uang yang disimpan di perusahaan itu.

Jaksa di Istanbul, Turki, mengatakan Thodex telah merugikan banyak orang dan memerintahkan penyelidikan terhadap Ozer atas tuduhan penipuan yang terburuk dalam sejarah Turki dan mendirikan organisasi kriminal.

Pejabat keamanan Turki telah merilis foto Ozer yang sedang menjalani pemeriksaan paspor di bandara Istanbul saat hendak kabur ke lokasi yang tidak diketahui. Menurut laporan media lokal, pria 28 tahun itu telah terbang ke Albania atau Thailand.

Pengacara Abdullah Usame Ceran telah mengajukan tuntutan pidana terhadap Ozer. Ia juga telah mengajukan banding kepada pihak berwenang untuk menyita aset platform, termasuk rekening bank, saham, dan kepemilikan.

Laporan mengatakan Thodex memiliki 400.000 anggota dan 391.000 di antaranya aktif dalam perdagangan. Menurut laporan Coinmarketcap, volume perdagangan selama 24 jam di Thodex pada hari perdagangan terakhirnya adalah 538 juta dolar AS (Rp7,8 triliun).

Namun, dalam situs Thodex, dirilis pernyataan yang membantah semua pemberitaan terkait penipuan itu. Thodex mengatakan pihaknya sedang melakukan penawaran rahasia.

"Ada bank dan lembaga pembiayaan yang terkenal secara global yang telah lama ingin berinvestasi di perusahaan kami dan mengajukan kemitraan untuk waktu yang lama, dan namanya akan kami umumkan ketika proses penawaran selesai. Untuk menyelesaikan proses ini, transaksi perlu dihentikan dan proses penjualan harus diselesaikan," bunyi keterangan di situs Thodex.

Kantor berita Turki, HaberTurk, mengatakan Thodex menghentikan perdagangan setelah melakukan kampanye promosi yang menjual Dogecoin dengan potongan harga, tetapi tidak mengizinkan investor untuk menjual.

Bank sentral Turki telah memperingatkan mata uang digital mengandung risiko signifikan dan telah memutuskan untuk melarang penggunaan mata uang kripto dalam pembayaran barang dan jasa mulai dari 30 April.

"Dompet kripto dapat dicuri atau digunakan secara tidak sah tanpa izin dari pemegangnya," kata bank sentral pekan lalu. Alhasil, otoritas Turki memperketat pengawasan pasar kripto.

Peringatan bahaya bermain-main di mata uang kripto juga di sampaikan tiga pelaku utama investasi dunia...

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement