REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (10/5) pagi menguat seiring memburuknya data tenaga kerja Amerika Serikat. Pada pukul 9.35 WIB, rupiah menguat 100 poin atau 0,7 persen ke posisi Rp14.185 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.285 per dolar AS.
"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini setelah data tenaga kerja AS non-farm payrolls dirilis lebih buruk dari proyeksi pasar pada Jumat kemarin," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Senin (10/5).
Data ketenagakerjaan nonpertanian AS atau non-farm payrolls periode April hanya naik 266 ribu, lebih rendah dari proyeksi sebesar 1 juta. Hasil buruk tersebut, Ariston menambahkan, memberikan penegasan bahwa Bank Sentral AS The Fed belum akan mendiskusikan mengenai pengurangan stimulus moneter saat ini.
Hal tersebut bisa menjaga dolar AS tetap melemah terhadap nilai tukar lainnya. Selain itu, pelaku pasar juga masih terlihat optimistis terhadap pemulihan ekonomi global.
Pagi ini indeks saham Asia terlihat bergerak naik. "Tapi, di sisi lain, kekhawatiran pasar terhadap naiknya kasus Covid-19 di dunia, khususnya di Asia Tenggara, bisa menahan penguatan nilai tukar terhadap dolar AS," ujar Ariston.
Ariston mengatakan, rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp 14.130 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.230 per dolar AS. Pada Jumat (7/5) lalu, rupiah ditutup menguat 34 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.285 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.319 per dolar AS.