REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Doa adalah berkomunikasi antara hamba dan Tuhannya. Ada beberapa rangkaian adab selama berdoa, termasuk variabel penyempurna doa.
Di antaranya adalah menyertakan pujian saat doa. Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin, menjelaskan Beberapa doa yang diajarkan Rasulullah SAW sering menyertakan bentuk pujian kepada Allah. Di antaranya adalah pujian kepada Allah SWT sebagai berikut:
ﻻَ ﺃُﺣْﺼِﻲ ﺛَﻨَﺎءً ﻋَﻠَﻴْﻚَ، ﺃَﻧْﺖَ ﻛَﻤَﺎ ﺃَﺛْﻨَﻴْﺖَ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﻔْﺴِﻚَ
“Aku tak dapat menentukan pujian pada Mu sebagaimana Engkau memuji pada Dzat Mu.” (HR Muslim)
اﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻟَﻚَ اﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻛَﺎﻟَّﺬِﻱ ﻧَﻘُﻮْﻝُ ﻭَﺧَﻴْﺮًا ﻣِﻤَّﺎ ﻧَﻘُﻮْﻝُ
“Ya Allah, hanya milik Mu segala puji seperti yang kami ucapkan dan pujian yang lebih baik dari pada yang kami ucapkan.” (HR Tirmidzi dan Baihaqi)
ﻳَﺎ ﺭَﺏِّ ﻟَﻚَ اﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﻨْﺒَﻐِﻲ ﻟِﺠَﻼَﻝِ ﻭَﺟْﻬِﻚَ ﻭَﻟِﻌَﻈِﻴْﻢِ ﺳُﻠْﻄَﺎﻧِﻚَ
“Ya Tuhanku, hanya bagi Mu segala puji seperti pujian yang layak dengan keagungan Mu dan kebesaran kekuasaan Mu.” (HR Baihaqi)
Kiai Ma’ruf mengungkapkan ada sebagian kiai saya justru lebih banyak memuji Allah dalam berdoa dibanding permintaan. Misalnya seperti yang terdapat dalam Dalail Al-Khoirat.
“Pujian kepada Allah SWT dalam berdoa boleh saja diterjemah dalam Bahasa Indonesia. Seperti dalam doa di perayaan kemerdekaan, di sidang rapat dan sebagainya,” jujar dia.