Rabu 12 May 2021 14:25 WIB

India Terlambat Uji Varian Baru Covid-19

Lonjakan infeksi di India menghasilkan lebih banyak peluang untuk versi baru muncul

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Anggota keluarga bereaksi sebelum pemakaman seorang korban yang meninggal dengan COVID-19, di tempat kremasi untuk korban COVID-19 di New Delhi, India, 10 Mei 2021. Seruan untuk penutupan secara nasional telah meningkat seiring dengan jumlah COVID- baru- 19 infeksi dan kematian terkait berdiri mendekati rekor tertinggi pada 10 Mei.
Foto: EPA-EFE/IDREES MOHAMMED
Anggota keluarga bereaksi sebelum pemakaman seorang korban yang meninggal dengan COVID-19, di tempat kremasi untuk korban COVID-19 di New Delhi, India, 10 Mei 2021. Seruan untuk penutupan secara nasional telah meningkat seiring dengan jumlah COVID- baru- 19 infeksi dan kematian terkait berdiri mendekati rekor tertinggi pada 10 Mei.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Varian virus corona yang terdeteksi di India berpotensi dapat menyebar dengan lebih mudah. Namun, negara tersebut tertinggal dalam melakukan jenis pengujian yang diperlukan untuk melacaknya dan memahaminya dengan lebih baik.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan versi baru virus itu sebagai varian yang mengkhawatirkan berdasarkan penelitian pendahuluan, bersama dengan yang pertama kali terdeteksi di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil. “Kami membutuhkan lebih banyak informasi tentang varian virus ini,” kata pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove.

Baca Juga

"Kami membutuhkan lebih banyak pengurutan, pengurutan yang ditargetkan untuk dilakukan dan untuk dibagikan di India dan di tempat lain sehingga kami tahu seberapa banyak dari virus ini yang beredar," kata Kerkhove.

Virus bermutasi secara konstan dan lonjakan infeksi di India telah menghasilkan lebih banyak peluang untuk versi baru muncul. Meski begitu, India lambat untuk memulai pemantauan genetik yang diperlukan untuk melihat apakah perubahan itu terjadi dan apakah itu membuat virus corona lebih menular atau mematikan.

Varian semacam itu juga perlu dipantau untuk melihat apakah mutasi membantu virus keluar dari sistem kekebalan. Hasil ini berpotensi menyebabkan infeksi ulang atau membuat vaksin menjadi kurang efektif. Untuk saat ini, WHO menekankan bahwa vaksin Covid-19 efektif mencegah penyakit dan kematian pada orang yang terinfeksi varian tersebut.

Ilmuwan India mengatakan pekerjaan mereka terhalang oleh hambatan birokrasi dan keengganan pemerintah untuk membagikan data penting. India mengurutkan sekitar 1 persen dari total kasusnya dan tidak semua hasil diunggah ke database global genom virus corona.

Peneliti pascadoktoral di Broad Institute of MIT dan Harvard yang melacak upaya pengurutan global, Alina Chan, menyatakan jika pengurutan tidak cukup, akan ada titik buta. Akan muncul mutasi yang lebih mengkhawatirkan bisa tidak terdeteksi sampai tersebar luas.

 

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement