REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kekerasan di kota-kota campuran Yahudi-Arab di Israel berkobar pada Rabu (12/5) pagi. Kondisi itu terjadi di tengah meningkatnya kemarahan di dalam minoritas Arab di Israel atas serangan udara ke Gaza dan penggerebekan polisi di Masjid Al-Aqsa Yerusalem.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan keadaan darurat di Lod, dekat Tel Aviv. Langkah itu dilakukan setelah muncul laporan pada Selasa (11/5) tentang orang-orang Arab yang membakar sinagog dan orang-orang Yahudi melempari mobil yang sedang dikemudikan oleh seorang penduduk Arab.
Pejabat keamanan mengatakan, telah memindahkan 16 pasukan polisi perbatasan ke Lod dari Tepi Barat yang diduduki untuk menangani kekerasan. "Kami telah kehilangan kendali atas kota dan jalan-jalan," keluh Walikota Lod, Yair Revivo kepada Channel 12 News.
Polisi menangkap puluhan orang semalam di Lod serta di kota-kota mayoritas Arab di Israel tengah dan utara, termasuk Umm al-Fahm di sepanjang perbatasan Tepi Barat dan Jisr al-Zarqa di sepanjang pantai Mediterania. "Kami mengutuk bahwa solidaritas dan kohesi rakyat kami dengan saudara-saudara kami di Yerusalem dan Jalur Gaza disalurkan melalui tindakan sabotase ke properti publik dan pribadi, seperti yang sekarang terjadi di pintu masuk Umm al-Fahm," kata walikota kota itu, Samir Mahamid.