Rabu 12 May 2021 14:16 WIB

AS Minta Yerusalem Jadi Tempat Hidup Berdampingan

AS menginginkan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Warga Palestina bentrok dengan pasukan keamanan Israel di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem Senin, 10 Mei 2021.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Warga Palestina bentrok dengan pasukan keamanan Israel di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem Senin, 10 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih menekan Israel atas perlakuan terhadap warga Palestina, Selasa (11/5). Amerika Serikat (AS) mengatakan Yerusalem harus menjadi tempat hidup berdampingan.

Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan bahwa Presiden Joe Biden baru saja menerima kabar terbaru dari tim keamanan nasionalnya. Biden akan memberikan fokus utamanya adalah pada de-eskalasi.

Baca Juga

"Yerusalem, kota yang sangat penting bagi orang-orang beriman di seluruh dunia, harus menjadi tempat hidup berdampingan," kata Psaki.

Psaki mengatakan, AS menginginkan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. Dia mengatakan itu adalah satu-satunya cara untuk memastikan perdamaian yang adil dan abadi di antara kedua pihak.

"Kami percaya Palestina dan Israel berhak atas kebebasan, keamanan, martabat, dan kemakmuran yang setara," kata Psaki. 

Menurut Psaki, pejabat AS dalam beberapa pekan terakhir telah berbicara terus terang dengan para pejabat Israel. Mereka membicarakan tentang kondisi penggusuran keluarga Palestina dan pembongkaran rumah mereka yang bertentangan dengan kepentingan bersama dalam mencapai solusi untuk konflik tersebut. 

Tapi, Psaki atas nama pemerintahan AS mengutuk serangan roket yang dikirim oleh Hamas dan kelompok lain, untuk melakukan serangan terhadap Yerusalem. Dia menyatakan dukungan Biden untuk keamanan Israel.

"Untuk hak sahnya mempertahankan diri dan rakyatnya, adalah fundamental dan tidak akan pernah goyah," kata juru bicara itu. 

Biden telah berusaha untuk menyeimbangkan kembali kebijakan AS terhadap Israel dan Palestina setelah pendahulunya, Donald Trump, memihak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Seorang pejabat senior pemerintah mengatakan Biden dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas baru-baru ini menyelesaikan pertukaran surat. Abbas lebih dulu mengirim surat ucapan selamat kepadanya atas kemenangan pemilu 2020. Biden mengirim tanggapan baru-baru ini.

"Kami tidak akan membagikan rincian surat itu. Ini adalah bagian dari penjangkauan pemerintah yang sedang berlangsung dengan kepemimpinan Palestina tentang berbagai masalah yang menjadi kepentingan bersama, termasuk upaya berkelanjutan untuk mengurangi kekerasan dan memulihkan ketenangan," kata pejabat itu. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement