REPUBLIKA.CO.ID, PRETORIA — Lebih dari seribu orang berkumpul dan berdemonstrasi di pusat kota Cape Town, Afrika Selatan, sambil menyerukan pembebasan Palestina. Protes itu dilakukan menyusul penggusuran paksa di Sheikh Jarrah, bentrokan di luar masjid Al-Aqsa dan peristiwa lainnya di wilayah tersebut.
“Yang kami serukan, adalah penutupan Kedutaan Besar [Afrika Selatan] di Tel Aviv,” kata Mandla Mandela, anggota parlemen ANC dan cucu dari Nelson Mandela dikutip dari This is Africa Kamis (13/5).
Dia mengatakan, pada Hari Internasional Nelson Mandela pada 18 Juli, hal serupa juga dilakukan di depan kedutaan Israel di Pretoria, Afrika Selatan, untuk meminta pemerintah menutup dan memindahkan kedutaan Israel dari Afrika Selatan. Menurut Mandela, satu-satunya kedutaan yang ingin dilihat warga Afrika Selatan adalah yang ada di Ramallah, Palestina.
"Ketika menyangkut masalah Palestina, kami bersatu sebagai orang Afrika Selatan dan kami berbicara dengan satu suara,’’ katanya.
Itu adalah protes bagi solidaritas Palestina kedua di Cape Town dalam dua hari terakhir. Pada Selasa silam, sekitar 300 orang berjaga di luar Parlemen menyerukan pemerintah untuk memboikot dan menjatuhkan sanksi terhadap Israel.
“Yang diminta oleh semua orang Palestina adalah untuk bisa mendapatkan kembali apa yang menjadi hak mereka. Yang mereka minta hanyalah membiarkan mereka hidup bermartabat di Palestina yang merdeka, ”kata Ahmed Munzoor Shaik Emam dari Partai Kebebasan Nasional (NFP).
Dalam protes itu, partai politik setempat juga ikut berpartisipasi, termasuk dari EFF, ANC, NFP, GOOD Party dan UDM. COSATU. Protes itu diselenggarakan oleh Al-Quds Foundation dan Muslim Judical Council (MJC).