Kamis 13 May 2021 15:36 WIB

Okupansi Hotel di DIY Hanya 0,9 Persen di Libur Lebaran

Larangan mudik membuat jumlah wisatawan ke Yogyakarta sangat menurun

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Hiru Muhammad
Sektor Pariwisata Tertekan. Kondisi sepi pengunjung di wisata Bungker Kaliadem, Sleman, Yogyakarta, Kamis (19/3). Pariwisata menjadi salah satu sektor yang terpengaruh besar atas pandemic Covid 19 di Indonesia. Turunnya kunjungan wisatawan menjadi pukulan sektor pariwisata, dari transportasi, restoran, umkm, hingga perhotelan.  Republika/ Wihdan
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Sektor Pariwisata Tertekan. Kondisi sepi pengunjung di wisata Bungker Kaliadem, Sleman, Yogyakarta, Kamis (19/3). Pariwisata menjadi salah satu sektor yang terpengaruh besar atas pandemic Covid 19 di Indonesia. Turunnya kunjungan wisatawan menjadi pukulan sektor pariwisata, dari transportasi, restoran, umkm, hingga perhotelan. Republika/ Wihdan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Okupansi atau tingkat hunian hotel di DIY di masa libur lebaran 2021 ini sangat rendah. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menyebut okupansi hotel hanya 0,9 persen.

"Saat ini okupansi hanya 0,9 persen rata-rata se-DIY," kata Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono kepada Republika saat dihubungi melalui pesan teks, Kamis (13/5).

Pemerintah Daerah (Pemda) DIY sendiri telah meminta aparatur sipil negara (ASN) untuk melakukan staycation di hotel selama libur lebaran. Deddy menuturkan, hal tersebut merupakan permintaan dari PHRI DIY sendiri.

Pasalnya, kebijakan yang berubah-ubah dari pemerintah di libur panjang kerap dilakukan mendadak. Hal ini, kata Deddy, menyebabkan banyaknya pembatalan reservasi hotel.

"Kita sambut baik hal itu (imbauan ASN untuk staycation di hotel), sebetulnya itu permintaan kita karena beberapa kebijakan pemerintah yang mendadak dan berubah-ubah menjadikan banyak cancel reservasi di hotel-hotel," ujarnya.

Dari 0,9 persen okupansi hotel di DIY saat ini, Deddy menyebut, sebagian besarnya merupakan masyarakat umum. Walaupun begitu, ada juga beberapa yang merupakan ASN. "Harapan terakhir kita adalah ASN dan pejabat di DIY bisa staycation di hotel-hotel di DIY yang telah tersertifikasi CHSE," jelas Deddy.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengimbau ASN untuk dapat melakukan staycation di hotel dalam masa libur lebaran. Hal ini dilakukan guna meningkatkan okupansi hotel yang menurun akibat adanya larangan mudik lebaran.

"Larangan mudik tentu menyebabkan wisatawan yang mengunjungi Yogya akan sangat menurun. Saya mengajak staff di dinas pariwisata untuk staycation satu sampai dua malam," kata Singgih di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, belum lama ini.

Singgih menyebut, berdasarkan informasi dari pengelola hotel menyebutkan reservasi untuk libur lebaran hanya 15-20 persen. Ia berharap, ASN dapat memenuhi hotel dengan melakukan staycation.

Sehingga, hal tersebut akan berdampak pada perekonomian DIY melalui pariwisata. Pasalnya, pariwisata DIY menopang sebagian besar perekonomiannya. "Itu gerakan bagus untuk menggerakkan sektor ekonomi dari pariwisata. Sekecil apapun pasti akan membawa dampak yang berarti bagi ekonomi di Indonesia," ujar Singgih.

Mulai dari ASN di lingkup dinas pariwisata, ia berharap nantinya ASN lainnya khususnya di Pemda DIY juga dapat melakukan hal yang sama. Selain itu, pihaknya juga mengoptimalisasi wisatawan daerah memenuhi destinasi wisata DIY."Harapannya wisatawan lokal itu sendiri yang melakukan kegiatan untuk wisata," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement