Jumat 03 Oct 2025 19:45 WIB

Ini Alasan Dedi Mulyadi Buat Kebijakan Minta ASN, Siswa dan Masyarakat Donasi Rp 1.000 Per Hari

Gerakan ini menjadi wadah donasi publik resmi untuk menjawab kebutuhan masyarakat

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Berikan donasi  (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Berikan donasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi membuat gebrakan dengan mengimbau aparatur sipil negara (ASN), siswa sekolah hingga masyarakat mendonasikan Rp 1.000 per hari untuk sektor pendidikan pendidikan dan kesehatan. Gerakan tersebut dinamainya gerakan rereongan sapoe sarebu (poe ibu) atau gerakan bersama-sama satu hari satu ribu.

Surat edaran bernomor 149/PMD.03.04/KESRA tersebut tidak hanya ditujukan untuk lingkungan Pemprov Jabar. Akan tetapi juga untuk bupati dan wali kota di 27 kabupaten dan kota serta kantor Kemenag Jabar. Surat tersebut, dibuat pada tanggal 1 Oktober.

Baca Juga

Dalam surat edaran tersebut dijelaskan alasan gerakan tersebut lahir, merujuk kepada peraturan pemerintah nomor 39 tahun 2012 tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial bahwa masyarakat memiliki peran dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui nilai-nilai luhur budaya bangsa, kesetiakawanan sosial dan kearifan lokal.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan kesetiakawanan sosial dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Serta sebagai upaya memperkuat pemenuhan hak dasar masyarakat di bidang pendidikan dan kesehatan yang masih terkendala  keterbatasan anggaran dan akses.

Pemprov Jabar menginisiasi program partisipatif gerakan rereongan sapoe sarebu yang berlandaskan gotong royong, serta kearifan lokal silih asah, silih asih dan silih asuh. Gerakan ini menjadi wadah donasi publik resmi untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang sifatnya darurat dan mendesak dalam skala terbatas pada bidang pendidikan dan kesehatan.

"Melalui gerakan rereongan poe ibu ini, kami mengimbau dan mengajak tiap individu ASN, siswa sekolah, dan warga masyarakat untuk menyisihkan Rp 1.000 per hari sebagai bentuk kesetiakawanan sosial dan kesukarelawanan sosial," mengutip surat edaran.

Dengan prinsip dasar pelaksanannya dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat melalui kontribusi sederhana. Namun, bermakna dengan konsep rereongan menuju terwujudnya visi Jawa Barat istimewa.

Ruang lingkupnya meliputi, gerakan rereongan poe ibu dengan lingkungan Pemprov Jabar, Pemda Kabupaten dan Kota maupun instansi pemerintah lainnya dan swasta. Di lingkungan sekolah dasar, dan menengah serta di lingkungan RT dan RW.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement