Kamis 13 May 2021 20:47 WIB

Tanda Matinya Jiwa Seseorang Menurut Syekh Aidh Al Qarni

Syekh Aidh Al Qarni menyebut kebodohan tanda matinya jiwa

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Syekh Aidh Al Qarni menyebut kebodohan tanda matinya jiwa. Ilustrasi
Foto: Republika/Wihdan
Syekh Aidh Al Qarni menyebut kebodohan tanda matinya jiwa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Tak sedikit orang yang menjalani hidup secara fisik telah menemui kematian secara jiwa. Untuk itu, umat Islam perlu mewaspadai tanda kematian jiwa yang marak dapat dikenali di depan mata.

Syekh Aidh Al Qarni dalam kitab La Tahzan menjelaskan, kebodohan merupakan tanda kematian jiwa. Dengan kebodohan, itulah tanda terbunuhnya kehidupan dan membusuknya umur manusia.

Baca Juga

Ilmu pengetahuan, kata beliau, adalah cahaya bagi hati nurani. Cahaya bagi kehidupan ruh dan bahan bakar bagi tabiat. Tak hanya itu, kebahagiaan, kedamaian, dan ketentraman hati senantiasa berawal dari ilmu pengetahuan. Sedangkan kebodohan adalah hal yang sangat membosankan dan menyedihkan.

Apabila seseorang ingin senantiasa bahagia, maka baginya menuntut ilmu adalah yang diutamakan. Menggali ilmu dapat menghasilkan berbagai manfaat, sehingga niscaya semua kesedihan, kepedihan, dan kecemasan akan sirna.

Terlebih, perintah menuntut ilmu tak kurang-kurangnya dipesankan dalam Islam. Allah berfirman dalam Alquran Surah An Nisa penggalan ayat 113: 

وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ ۚ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا “Wa anzalallahu alaikal-kitaba wal-hikmata wa allamaka maa lam takun ta’lamu, wa kaana fadhlullahi alaika azhiman.” 

 “Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan (Dia) telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.”

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement