Kamis 13 May 2021 21:55 WIB

5 Cara Sehat Konsumsi Hidangan Khas Lebaran

Hidangan khas lebaran kerap mengandung lemak tak sehat

Hidangan khas lebaran kerap mengandung lemak tak sehat  Ketupat dan opor ayam, hidangan khas Lebaran.
Foto: dok Republika
Hidangan khas lebaran kerap mengandung lemak tak sehat Ketupat dan opor ayam, hidangan khas Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Hidangan dan kue-kue Lebaran tetap tersaji di meja-meja di hampir setiap rumah meski suasana pandemi Covid-19. Hidangan khas Lebaran seperti sambal goreng ati, opor ayam, rendang, sayur labu serta hidangan bersantan lainnya, menjadi teman setia ketupat yang sedap untuk disantap. 

Belum lagi kue-kue seperti nastar, sagu keju, kaastengel hingga kue lapis legit. Aneka hidangan dengan jumlah kalori fantastis, serta hidangan bersantan yang kaya akan kolesterol, menjadi wajar untuk disantap saat keriaan Lebaran yang dirayakan setiap satu tahun sekali. 

Baca Juga

Tetapi, apakah betul aman meski disantap hanya setahun sekali, atau sungguhkah hanya setahun sekali jenis makanan ini dinikmati? Makanan ini sebenarnya juga sudah umum jadi makanan sehari-hari buat sarapan, jadi kita sendiri yang harus kendalikan porsi makannya. Masalah yang kedua adalah soal berapa banyak makan santan dalam sehari?

"Sebenarnya ini bisa jadi bermasalah, bisa jadi tidak masalah. Yang harus diingat, semua makanan jika disantap dalam jumlah berlebihan tidak akan sehat, termasuk makanan bersantan yang umumnya rendah serat ini," ujar ahli gizi dari RS Mayapada Hospital Kuningan, Christina Andhika Setyani dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis (15/3).

Pada prinsipnya hanya diri kita sendirilah yang tau apa saja yang sudah dimakan selama ini dan kita sendiri jugalah yang mengetahui seberapa banyak yang sudah dikonsumsi."Pengendalian diri merupakan satu satunya cara yang paling baik," jelas Christina.

Dokter spesialis gizi dr Amalia Primahastuti, MGizi, SpGK mengatakan makanan khas lebaran sebagian besar dibuat menggunakan santan yang mengandung lemak jenuh. "Lemak jenuh merupakan jenis lemak yang konsumsinya perlu dibatasi, jadi tips aman menyantap hidangan lebaran tersebut adalah dengan tidak berlebihan," kata Amalia kepada Antara.

Dia menjelaskan, santan yang masuk ke dalam golongan lemak jenuh yang perlu dibatasi, yakni kurang dari 7 persen total kalori harian atau sekitar 15 gram lemak dengan perkiraan kebutuhan 2000 kalori. Santan 100gr mengandung 230kkal kalori, 2.29gr Protein, 23,84 gr lemak, 23,84gr karbohidrat, dan 0 mg kolesterol.

Christina menjelaskan bahwa santan sendiri memang tidak mengandung kolesterol, tetapi mengandung asam lemak dan trigliserid yang dapat dibakar tubuh. Tetapi jika santan diolah dalam waktu lama dan dihangatkan maka lemak yang terkandung dalam santan berubah menjadi lemak jenuh.Lemak jenuh ini dapat meningkatkan kadar LDL (lemak jahat) dalam tubuh. 

Banyaknya LDL dalam darah dapat menyebabkan...

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement