REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran menutup akses ke seluruh objek wisata di daerah itu pada Ahad (16/5). Penutupan itu dilakukan berdasarkan hasil evaluasi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Pangandaran.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pangandaran, Kusdiana mengatakan, pihaknya juga mendapat instruksi dari Gubernur Jawa Barat (Jabar) untuk menutup objek wisata. Sebab, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pangandaran dinilai sudah terlalu padat. "Ini untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan," kata dia, Ahad (16/5).
Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran, hingga kunjungan wisatawan di lima objek wisata utama hingga H+2 Lebaran mencapai 97.730 orang, dengan rincian 37.765 pada H+1 dan 57.965 orang pada H+2. Destinasi yang paling banyak dikunjungi adalah Pantai Pangandaran, yaitu 65.343 orang atau lebih dari 50 persen total kunjungan wisata di Kabupaten Pangandaran.
Usai keputusan penutupan dibuat pada Ahad dini hari, Kusdiana mengatakan, tim gabungan langsung melakukan penyisiran di kawasan obyek wisata. Wisatawan yang masih berkeliaran diminta pulang ke daerah asalnya. Sementara itu, untuk wisatawan yang menginap di hotel, diminta kembali ke penginapannya masing-masing. "Untuk yang menginap di hotel, kita berikan waktu hingga masa booking kamar hotel habis," kata dia.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, setiap pintu masuk ke kawasan objek wisata di Pangandaran telah dijaga oleh petugas gabungan. Petugas memutarbalikkan wisatawan yang hendak berkujung. Hanya masyarakat dengan alasan tertentu yang diperbolehkan masuk.
Akibat penutupan itu, sempat terjadi kemacetan kendaraan di pintu masuk objek wisata. Namun, kemacetan itu dapat diurai oleh petugas.
Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, penutupan objek wisata di Kabupaten Pangandaran dilakukan karena penerapan protokol kesehatan (prokes) tak bisa dilaksanakan dengan baik. Bukan hanya di Kabupaten Pangandaran, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar juga menutup objek wisata di Ciwidey, Kabupaten Bandung Barat. "Saya belum bisa menjawab sampai kapan ditutup. Mudah-mudahan pengelola dapat menjadi pengaman prokes, sehingga dapat kembali dibuka," kata dia.
Ihwal penumpukan di depan pintu masuk objek wisata, Uu meyakini aparat dapat mengatasi masalah itu. Dengan begitu, hal itu tak akan mengganggu aktivitas masyarakat setempat.