REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda mungkin pernah mendengar nasihat bijak untuk makan sayuran berwarna pelangi setiap hari. Ingatlah bahwa putih dan coklat adalah warna yang penting juga. Dari jamur hingga kembang kol hingga bawang bombay, sayuran dengan warna-warna itu menambah banyak nilai kesehatan pada makanan.
Jamur sangat bergizi. Mereka memiliki hubungan yang kuat dengan aktivitas anti-kanker dan kesehatan jantung. Kemudian juga memiliki sejarah panjang dalam pengobatan tradisional Tiongkok (TCM).
Jamur, sejenis jamur yang bisa dimakan, rendah kalori, bebas lemak, dan tidak mengandung gula atau natrium. Sementara setiap jamur memiliki manfaat kesehatan dan khasiat penyembuhan yang unik, ada beberapa kandungan umum di semua jamur, yaitu sumber vitamin B, serta mineral, termasuk selenium dan tembaga.
Jamur menonjol sebagai satu-satunya sayuran yang merupakan sumber alami vitamin D, yaitu nutrisi penting yang mendukung kesehatan kekebalan dan tulang kuat. Jamur dapat menghasilkan vitamin D saat terkena sinar matahari. Jamur mengandung sterol tanaman yang disebut ergosterol, yang membantu mengubah cahaya menjadi vitamin D.
Selenium dan vitamin D, keduanya merupakan nutrisi penunjang kekebalan tubuh. Kaya polisakarida (kata mewah untuk jenis karbohidrat), jamur secara khusus mengandung satu yang disebut beta-glukan. Satu studi menunjukkan bahwa karena beta-glukan tidak dipecah dengan baik di dalam tubuh, karbohidrat yang tidak dapat dicerna itu bertindak sebagai prebiotik di saluran pencernaan.
Banyak penelitian tentang manfaat jamur bagi kesehatan, khususnya membantu mencegah dan mengobati berbagai jenis kanker. Sebuah tinjauan studi pada 2012 menemukan jamur membantu melengkapi kemoterapi dan terapi radiasi dengan melawan efek samping kanker, seperti mual, penekanan sumsum tulang, dan anemia.
Sulit mengetahui secara pasti bagaimana makan jamur diterjemahkan ke dalam perlindungan kanker, karena sebagian besar studi klinis menggunakan bubuk jamur, suplemen atau ekstrak jamur pekat. Dalam sebuah penelitian, peneliti memperoleh ekstrak dari jamur portobello, tiram, kancing, cremini, dan maitake. Mereka menambahkan ekstrak ke sel kanker payudara dalam cawan petri (bukan dalam tubuh manusia), dan menemukan bahwa proliferasi sel berkurang 33 persen, dan jamur maitake dan tiram adalah yang paling efektif.
Jamur reishi telah lama digunakan di TCM dan telah dipelajari penggunaannya dalam perawatan kanker. Mereka digunakan sebagai terapi tambahan pada pasien kanker, di mana mereka dapat membantu menekan pertumbuhan sel kanker dan menghentikan penyebaran sel kanker. Sekali lagi, penelitian menggunakan dosis obat dan format jamur, bukan jamur yang dapat dimakan.
Studi itu menyoroti bahwa penting untuk mengetahui perbedaan antara makan jamur sebagai bagian dari makanan, dan menggunakan suplemen atau ekstrak sebagai obat untuk perawatan kanker. Jamur mengandung dua jenis serat larut, yang membantu mengatur kadar gula darah dan kolesterol, dan tidak larut, yang membantu kadar darah dan kolesterol tetap teratur. Jamur juga mengandung antioksidan kuat yang disebut L-ergothioneine, yang terkonsentrasi paling tinggi dalam jamur portobello dan cremini.
Studi menunjukkan bahwa ergothioneine memiliki efek anti-inflamasi, dan dapat membantu mengurangi risiko pengembangan sindrom metabolik, yaitu suatu kondisi yang meliputi gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Kelompok kondisi itu menyebabkan penyakit jantung.
Satu studi menemukan bahwa mengganti daging sapi dengan jamur membantu menurunkan berat badan, kadar kolesterol, dan tekanan darah di kalangan orang dewasa. Karena jamur memiliki tekstur seperti daging, mereka mudah menggantikan hidangan seperti cabai, burger vegetarian, dan sup.