REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Pemkot Bukittinggi kembali menutup objek wisata di daerahnya. Penutupan dilakukan mulai Kamis (20/5) hingga Senin (24/05).
"Penutupan objek wisata dilakukan bukan karena membenarkan Bukittinggi berada pada zona merah. Tetapi untuk antisipasi dan langkah kehati-hatian," kata Sekda Kota Bukittinggi, Yuen Karnova, Kamis (20/5). Menurutnya, penutupan objek wisata harus dilakukan karena kemungkinan buruk terjadinya penambahan angka positif Covid-19 bisa saja terjadi dengan adanya klaster wisata.
"Saat ini, penyekatan dan pembatasan memasuki daerah ke Sumatra Barat sudah tidak ada lagi. Ini menjadi perhatian kita dengan risiko penyebaran wabah," kata dia.
Penutupan kembali objek wisata ini membuat pelaku wisata di Bukittinggi menjadi heran dan kecewa. "Baru kemarin kami mendapat rezeki yang banyak karena objek wisata kembali dibuka, rupanya hanya bertahan dua hari, terus terang ini mengangetkan dan mengecewakan," kata pelaku wisata Kusir Bendi, Bungsu (70) di Bukittinggi.
Sebelumnya, objek wisata di Bukittinggi telah ditutup sejak 6-17 Mei 2021 sesuai surat edaran Gubernur Sumatra Barat ditambah penegasan dari Kapolda Sumbar saat itu. Pada Selasa (18/5) objek wisata di Bukittinggi telah kembali dibuka sesuai jadwal yang telah disepakati sebelumnya kecuali taman Jam Gadang yang masih dipagari.
Namun, pada Kamis (20/5) seluruh objek wisata itu kembali ditutup untuk umum dan dipasang spanduk pengumuman tutup sementara oleh petugas Satpol PP Bukittinggi hingga Senin (24/5). Pemkot Bukittinggi juga berencana akan kembali mengaktifkan posko-posko satgas Covid-19 di daerah ini.
Bukittinggi, sejak awal pandemi hingga kini memiliki total kasus mencapai 1.593 dengan pasien meninggal dunia sebanyak 31 orang, dan angka pasien sembuh sebesar 1.378 orang.