Jumat 21 May 2021 17:16 WIB

Hakikat Berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW

Berziarah ke makam Nabi Muhammad mempunyai banyak manfaat

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Berziarah ke makam Nabi Muhammad mempunyai banyak manfaat. Para peziarah memadati area makam Rasulullah SAW di Madinah
Foto: Yogi Ardhi/ Republika
Berziarah ke makam Nabi Muhammad mempunyai banyak manfaat. Para peziarah memadati area makam Rasulullah SAW di Madinah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Umumnya setiap Muslim merasa beruntung apabila berkesempatan menziarahi makam Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya terdapat hakikat tersendiri dalam aktivitas menziarahi makam Rasulullah itu.

Dalam buku Madinah karya Zuhairi Misrawi dijelaskan, berziarah ke makam Nabi akan memberikan tambahan nilai yang sangat berharga untuk senantiasa mengikuti ajarannya yang lurus dan toleran (hanif wa samhah). 

Baca Juga

Hakikat menziarahi makam Nabi Muhammad sesunggunya adalah ajang untuk menghadirkan kembali makna-makna yang dapat mengisi kehidupan dan kedamaian peradaban manusia.

Salah satu makna tersebut, kata dia, adalah menghadirkan kembali pentingnya ilmu pengetahuan bagi setiap umat Islam. Sebab Nabi Muhammad SAW sendiri merupakan sosok yang dipenuhi lautan ilmu, beliau lah pondasi yang sangat penting yang mengayuh perahu di samudera peradaban.

Berziarah ke makam Nabi juga dapat memacu jiwa untuk semakin menggali sejarah-sejarah peradaban Islam. Sejarah yang mulia yang dimulai Nabi di Kota Makkah yang kala itu dipenuhi kejahilan masyarakat sekitarnya.

Tak hanya itu saja, berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW juga dapat memperkuat keimanan dan keislaman. Sebab secara spiritual, menziarahi makam Nabi adalah salah satu bukti kecintaan umat Islam terhadap Rasulullah SAW, sosok paling mulia yang pernah Allah turunkan ke bumi untuk menyempurnakan akhlak umat manusia.  

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement