REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin tidak dapat berbicara dengan jenderal tertinggi China. Sejauh ini, dia telah melakukan banyak upaya untuk mengatur pembicaraan tersebut.
"Hubungan militer tegang, tidak perlu dipertanyakan lagi. Sulit untuk mengetahui seberapa besar hal ini mencerminkan ketegangan itu karena itu hanya keteguhan China," kata seorang pejabat pertahanan AS.
Hubungan antara China dan AS telah tumbuh semakin tegang. Dua ekonomi terbesar di dunia itu bentrok. Semuanya dimulai dari Taiwan dan catatan hak asasi manusia hingga aktivitas militernya di Laut China Selatan.
Terlepas dari ketegangan dan retorika yang memanas, para pejabat militer AS telah lama berusaha untuk memiliki jalur komunikasi terbuka dengan China untuk dapat mengurangi potensi gejolak.
"Tapi, kami pasti ingin berdialog. Kami hanya ingin memastikan bahwa kami berdialog pada tingkat yang tepat," ujar pejabat itu yang berbicara tanpa menyebut nama.
Seorang pejabat AS kedua mengatakan ada perdebatan dalam pemerintahan Presiden Joe Biden tentang petimbangan kemungkinan Austin harus berbicara dengan wakil ketua Komisi Militer Pusat Cina Xu Qiliang atau Menteri Pertahanan Cina Wei Fenghe. Xu dipandang memiliki lebih banyak kekuatan dan pengaruh dengan Presiden Cina Xi Jinping.
Austin akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Wei di Singapura akhir bulan ini selama konferensi yang dihadiri oleh para menteri pertahanan dari wilayah tersebut. Namun, acara tersebut dibatalkan karena pandemi Covid-19.
Upaya Pentagon yang gagal untuk menjangkau China pertama kali dilaporkan oleh Financial Times. Akhir tahun lalu, pejabat senior pertahanan China dan AS mengadakan pembicaraan tentang komunikasi krisis.
Meskipun belum ada pembicaraan militer tingkat tinggi sejak Biden menjabat pada Januari, diplomat senior dari kedua negara bertemu di Alaska pada Maret. Pembicaraan itu dipenuhi dendam dan tidak menghasilkan terobosan diplomatik.