REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengirim delapan petani milenial ternak puyuh untuk magang di Slamet Quail Farm (SQF) di Kabupaten Sukabumi selama tujuh hari. Program magang menjadi syarat utama yang harus dipenuhi petani milenial ternak puyuh.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jabar Jafar Ismail, dengan program magang, petani milenial diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, sebelum beternak.
"Magang tahap pertama diikuti delapan peserta dari 33 yang lolos seleksi untuk komoditi burung puyuh. Selanjutnya tahap berikutnya dilaksanakan sesuai dengan kesiapan para calon petani milenial," ujar Jafar, akhir pekan ini.
"Magang ini merupakan syarat utama yang harus dilakukan oleh para petani milenial yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan," imbuhnya.
Petani milenial di sektor peternakan yang berhasil lolos seleksi ada 66 orang. Rinciannya, 33 orang komoditi burung puyuh dan 33 orang komoditi ayam pedaging. Jafar mengatakan, selain meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, program magang diharapkan dapat mendorong petani milenial untuk mandiri dan profesional.
"Setelah magang para calon petani milenial mulai melakukan usaha peternakan mandiri yang didukung permodalan melalui kredit perbankan,"katanya.
Menurutnya, program petani milenial di bidang peternakan bukan hanya dibudidayanya atau mengembangkan ternak, tetapi juga pakan, pembuatan pupuk dan biogas dari kotoran ternak juga pengolahan hasil peternakan.
Pemprov Jabar, kata dia, menggagas Petani Milenial Juara untuk menarik minat generasi milenial membawa perubahan pada sektor pertanian masa depan. Petani Milenial Juara pun bertujuan menumbuh kembangkan kewirausahaan muda pertanian di Jabar.
Program Petani Milenial Juara ini, kata dia, tidak hanya mencakup bidang pertanian, tapi termasuk peternakan, perikanan, dan perkebunan. Jafar mengatakan, di sektor peternakan, program tersebut diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan konsumsi protein hewani.
"Termasuk ternak puyuh yang bergizi tinggi dengan harga yang terjangkau. Selain itu, ternak puyuh juga tidak membutuhkan lahan besar, pemeliharaan mudah dan permintaan masih sangat tinggi sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi," katanya.