REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Charles Leclerc harus menelan pil pahit pada Grand Prix Monako, Ahad (24/5). Masalah mekanik menghalanginya start pada balapan di kampung halamannya itu.
Sang pembalap Ferrari mengeklaim pole position pada Sabtu (22/5) sebelum menabrakkan mobil SF21 yang ia kendarai di pagar pembatas di dekat tikungan Swimming Pool, 18 detik jelang akhir babak kualifikasi. Ia pun dibuat cemas dengan kemungkinan kerusakan girboks setelah tabrakan yang cukup keras hari itu.
Inspeksi pertama pascakualifikasi Ferrari tidak menemui kerusakan berarti, dipertegas dengan inspeksi lanjutan pada Ahad pagi. Leclerc sempat berlega hati mempertahankan pole position yang ia raih. Sebab apabila tim harus melakukan penggantian komponen girboks, maka Leclerc bakal mendapat penalti mundur lima posisi start.
Namun, drama kembali terjadi di menit-menit jelang start ketika tim menemui masalah driveshaft kiri di mobil Ferrari bernomor 16 itu. Mekanik tidak cukup waktu untuk memperbaikinya sebelum start sehingga Leclerc harus mundur.
"Sangat sedih. Sangat sulit untuk menerimanya dan saya merasa sedih untuk tim karena mereka telah memeriksa semuanya," kata Leclerc seperti dikutip laman resmi Formula 1.
Ia mengatakan, semua mekanik bergegas sejak Sabtu mencoba mengecek semuanya. Ia menilai emuanya berjalan sangat baik. Namun ketika tiba sebelum terowongan, Leclerc merasa ada sesuatu yang rusak di bagian belakang kiri yang bukanlah girboks.
"Pada awalnya saya kira itu girboks, tetapi dari investigasi pertama, saya pikir itu bukan girboks," kata dia. Sebelum lomba, Ferrari telah mengganti sejumlah komponen di mobil Leclerc, dengan harapan tetap mempertahankan pole position bagi sang pembalap, ketimbang mengganti girboks dan mendapat penalti mundur lima posisi start. Pada Ahad pagi, mereka mengonfirmasi kecurigaan awal bahwa girboks menyintas tabrakan yang terjadi ketika Q3, tetapi optimisme itu langsung buyar dengan masalah driveshaft ketika mobil dibawa menuju grid.
"Ini trek yang berarti sangat spesial bagi saya, bagi setiap pembalap membalap di kampung halamannya sangat berarti. Mereka ingin tampil baik dan saya belum pernah menyelesaikan balapan di Monako," kata Leclerc, yang selalu mengalami kecelakaan pada dua balapan sebelumnya di sirkuit jalan raya Monte Carlo itu.
"Tahun ini saya start dari pole dan saya bahkan tidak jadi start sehingga ini sulit untuk diterima tetapi kenyataannya demikian. Saya harus melupakannya dan tampil lebih baik di masa depan."
Setidaknya pembalap berusia 23 tahun itu mengambil hikmah bahwa Ferrari sangat kompetitif di Monako, dengan Carlos Sainz membawa SF21 finis runner-up setelah Max Verstappen. Leclerc akan berharap terhindar dari masalah serupa ketika sirkus Formula 1 menyambangi Azerbaijan untuk balapan di Sirkuit Baku pada 6 Juni mendatang.