REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana Moneter Internasional (IMF) menyiapkan dana cadangan sebesar sebesar 650 miliar dolar AS atau setara Rp9.295 triliun untuk menghadapi pandemi Covid-19. Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, berharap dana ini dapat meningkatkan sumber daya bagi negara-negara yang sangat dampak.
IMF juga sedang berupaya meningkatkan transparansi terkait hak penarikan khusus (SDR) tersebut. Georgieva mengatakan IMF telah meningkatkan pinjaman yang tersedia untuk negara-negara miskin melalui program tanpa bunga hingga hampir 20 miliar dolar AS.
“Saya optimistis bahwa dengan suntikan baru SDR, kami akan mendapatkan dorongan tambahan yang besar dalam pemberian pinjaman lunak untuk negara-negara berkembang,” kata Georgieva dikutip Bloomberg, Senin (24/5).
Menurut Georgieva, kepercayaan telah tumbuh melalui pinjaman dan donasi SDR oleh negara-negara kaya termasuk Jepang dan negara-negara Uni Eropa. Georgieva mengungkapkan, saat ini banyak negara-negara kaya yang ingin mengalokasikan ulang asetnya untuk negara-negara miskin, salah satunya China.
IMF saat ini sedang mempersiapkan rincian proposal untuk meningkatkan SDR setelah gagasan tersebut mendapat dukungan luas dari dewan eksekutifnya pada bulan Maret. Georgieva sebelumnya mengatakan bahwa dia berharap bisa mempresentasikan proposal ini pada Juni mendatang.
Pejabat Departemen Keuangan dari AS, pemegang saham terbesar IMF, sebelumnya memproyeksikan bahwa bank sentral dapat menerima aset tersebut pada bulan Agustus.