Selasa 25 May 2021 02:36 WIB

IMF Siapkan Dana Cadangan Rp 9.295 T Bantu Negara Miskin

IMF telah meningkatkan pinjaman tanpa bunga untuk negara-negara miskin.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Logo Dana Moneter Internasional (IMF) di luar kantor pusatnya di Washington, DC, AS, 14 Oktober 2020. Dana Moneter Internasional (IMF) menyiapkan dana cadangan sebesar sebesar 650 miliar dolar AS atau setara Rp9.295 triliun untuk menghadapi pandemi Covid-19.
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Logo Dana Moneter Internasional (IMF) di luar kantor pusatnya di Washington, DC, AS, 14 Oktober 2020. Dana Moneter Internasional (IMF) menyiapkan dana cadangan sebesar sebesar 650 miliar dolar AS atau setara Rp9.295 triliun untuk menghadapi pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana Moneter Internasional (IMF) menyiapkan dana cadangan sebesar sebesar 650 miliar dolar AS atau setara Rp9.295 triliun untuk menghadapi pandemi Covid-19. Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, berharap dana  ini dapat meningkatkan sumber daya bagi negara-negara yang sangat dampak. 

IMF juga sedang berupaya meningkatkan transparansi terkait hak penarikan khusus (SDR) tersebut. Georgieva mengatakan IMF telah meningkatkan pinjaman yang tersedia untuk negara-negara miskin melalui program tanpa bunga hingga hampir 20 miliar dolar AS. 

Baca Juga

“Saya optimistis bahwa dengan suntikan baru SDR, kami akan mendapatkan dorongan tambahan yang besar dalam pemberian pinjaman lunak untuk negara-negara berkembang,” kata Georgieva dikutip Bloomberg, Senin (24/5). 

Menurut Georgieva, kepercayaan telah tumbuh melalui pinjaman dan donasi SDR oleh negara-negara kaya termasuk Jepang dan negara-negara Uni Eropa. Georgieva mengungkapkan, saat ini banyak negara-negara kaya yang ingin mengalokasikan ulang asetnya untuk negara-negara miskin, salah satunya China. 

IMF saat ini sedang mempersiapkan rincian proposal untuk meningkatkan SDR setelah gagasan tersebut mendapat dukungan luas dari dewan eksekutifnya pada bulan Maret. Georgieva sebelumnya mengatakan bahwa dia berharap bisa mempresentasikan proposal ini pada Juni mendatang. 

Pejabat Departemen Keuangan dari AS, pemegang saham terbesar IMF, sebelumnya memproyeksikan bahwa bank sentral dapat menerima aset tersebut pada bulan Agustus.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement