REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- - Maskapai penerbangan Finlandia, Finnair, pada Selasa mengatakan akan berhenti melewati wilayah udara Belarusia setelah negara itu menggunakan pesawat perang untuk mencegat sebuah pesawat Ryanair dan menangkap seorang jurnalis oposisi.
"Keputusan ini hanya mempengaruhi sangat sedikit penerbangan. Penerbangan terakhir (di wilayah udara Belarusia) dilakukan pada Ahad (23/5) dan yang berikutnya akan dilakukan pada Rabu (26/5)," kata juru bicara Finnair kepada Reuters.
Dia menambahkan bahwa Finnair membuat keputusan tersebut setelah mendapat rekomendasi dari Badan Transportasi dan Komunikasi Finlandia. Para pemimpin Uni Eropa (EU) pada Senin (24/5) sepakat untuk memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Belarus, termasuk sanksi ekonomi, atas pendaratan paksa pesawat Irlandia dari maskapai penerbangan Ryanair.
Para pemimpin negara-negara EU meminta maskapai mereka untuk menghindari wilayah udara Belarus dan mengizinkan langkah untuk melarang maskapai-maskapai penerbangan Belarus memasuki langit dan bandara Eropa. Saat bertemu di Brussels, 27 pemimpin negara blok Eropa itu menuntut pembebasan segera jurnalis oposisi Roman Protasevich, serta penyelidikan oleh Organisasi Internasional untuk Penerbangan Sipil atas insiden yang terjadi pada Ahad (23/5) di mana Belarus memaksa penerbangan Ryanair untuk mendarat di Minsk.
"Kami menutup wilayah udara kami untuk pesawat dari Belarus dan meminta maskapai penerbangan Uni Eropa untuk tidak terbang di atas negara itu," kata kepala eksekutif EU, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.