REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyatakan bahwa 27 kematian yang awalnya diduga terkait dengan vaksin Sinovac, tidak terbukti.
"Menurut Komnas KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), ada 27 kasus kematian yang diduga terkait dengan vaksin Sinovac, tapi setelah diinvestigasi, kematian tersebut tidak terkait vaksinasi," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Graha BNPB Jakarta, Selasa (25/5).
Menurut Wiku, dari 27 kematian tersebut, sebanyak 10 kasus karena terinfeksi Covid-19, sebanyak 14 orang karena penyakit jantung dan pembuluh darah.
"Kemudian satu orang karena gangguan fungsi ginjal secara mendadak dan dua orang karena diabetes melitus dan hipertensi yang tidak terkontrol," ungkap Wiku.
Wiku mengingatkan bahwa tahapan pravaksinasi adalah tahapan yang krusial karena prinsipnya vaksin hanya bisa diberikan untuk individu yang sehat.
"Tahapan ini diperlukan agar prosedur medis yang dilakukan dapat mencegah kejadian yang tak diinginkan," tambah Wiku.
Sebelum menerima vaksinasi, penerima vaksinasi berhak mendapatkan beberapa pelayanan seperti "screening" mengenai riwayat penyakit, kontak erat, perjalanan dan konsumsi obat, pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah, komunikasi terkait vaksin dan penyediaan fasilitas yang memberikan kenyamanan kepada pasien misalnya bilik khusus bagi pasien berhijab maupun penyuntikan yang nyaman.
"Berbagai KIPI di lapangan menjadi evaluasi peningkatan kualitas pelayanan maupun pengikat bagi masyarakat untuk memperhatikan kondisi tubuhnya sebelum menerima vaksin," ungkap Wiku.
Data Satgas Covid-19 menunjukkan vaksinasi tahap pertama sudah dilakukan terhadap 15.330.306 orang sedangkan untuk penerima vaksinasi ke-2 sebanyak 10.125.480.Pemerintah menargetkan 181,5 juta warga negara Indonesia untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 guna mempercepat imunitas kelompok (herd immunity)
Total vaksin yang diperoleh Indonesia dari jalur multilateral dan jalur bilateral sampai dengan saat ini adalah berjumlah 83,9 juta dosis baik berbentuk vaksin jadi maupun bulk (bahan baku) vaksin.