REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China bersiap menghadapi banjir besar dengan 71 sungai sudah melebihi level peringatan meluap. Otoritas meteorologi memperingatkan bahwa pemanasan global memicu cuaca yang lebih ekstrem.
Kantor berita resmi China, Xinhua melaporkan pada Selasa (25/5), hujan di beberapa bagian China tengah dan selatan telah mencapai rekor tertinggi dalam beberapa pekan terakhir. Meskipun, menurut Kementerian Sumber Daya Air, curah hujan secara keseluruhan sekitar 10 persen lebih rendah tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.
Kementerian Sumber Daya Air menyatakan, permukaan air di Yangtze dan anak sungainya diperkirakan akan naik lebih lanjut selama minggu depan. Kondisi itu pun membuat pemerintah memperingatkan banjir besar di seluruh negeri dari Juni hingga Agustus.
Beberapa stasiun pemantau mengeluarkan peringatan. Bagian kota Wuhan di sungai Yangtze di China tengah lebih dari dua meter lebih tinggi dari biasanya pada tahun ini sebagai akibat dari hujan deras di hulu.
Musim panas lalu, curah hujan mencapai level tertinggi kedua sejak 1961. Kondisi ini memicu peringatan banjir di sungai dan danau utama dan membuat permukaan air di Bendungan Tiga Ngarai raksasa mendekati level maksimumnya.
Sepanjang tahun lalu, tingkat curah hujan nasional mencapai hampir 700 milimeter, 10,3 persen lebih tinggi dari rata-rata. Kondisi itu naik 7,6 persen dari tahun sebelumnya, dengan curah hujan berlipat ganda di beberapa bagian China tengah dan timur laut.
Wakil direktur Pusat Meteorologi Nasional, Jia Xiaolong, mengatakan pada akhir April bahwa pemanasan global telah membuat China semakin rentan terhadap cuaca ekstrem, termasuk gelombang panas serta banjir. Akhir pekan lalu, hujan es yang tidak terduga dan angin kencang menewaskan 21 pelari selama perlombaan ultramaraton di provinsi barat laut Gansu.
Bulan ini, tornado menghantam Wuhan dan lainnya menghantam provinsi pesisir timur Jiangsu. Peristiwa itu menewaskan 12 orang dan melukai ratusan lainnya.