REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muncul peredaran informasi melalui pesan berantai di WhatsApp yang mengklaim bahwa orang akan meninggal 2 tahun setelah disuntik vaksin Covid-19. Pesan ini diklaim disampaikan oleh Mike Yeadon, mantan Ketua Saintis Vaksin Pfizer.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, Ketua Satuan Tugas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban menyatakan informasi ini hanya hoaks belaka.
"Ada pesan berantai yang isinya begini: orang akan meninggal dalam dua tahun setelah disuntik vaksin Covid-19. Mengerikan sekali ya. Pesan itu mengklaim bahwa Mike Yeadon, mantan saintis berpengaruh dari Pfizer, yang menyatakannya. Benarkah? Informasi orang akan meninggal dalam dua tahun karena disuntik vaksin Covid-19 ya jelas hoaks," kata Zubairi lewat akun Twitter pribadinya yang diakses Republika pada Jumat (28/5).
Zubairi mengungkapkan Mike Yeadon bukan ilmuwan kaleng-kaleng. Yeadon merupakan peneliti yang sudah memberikan waktu selama 16 tahun karirnya bagi Pfizer. Namun Yeadon pernah menimbulkan kontroversi karena perbedaan perspektif.
"Dia ini bukan ilmuwan sembarangan, karena menghabiskan 16 tahun kariernya di Pfizer sebagai peneliti. Memang banyak pertanyaan bermunculan terkait cara pandang Yeadon. Misalnya, mengapa ilmuwan sekelas Yeadon justru skeptis terhadap vaksin Covid-19. Nah ini tetap menjadi misteri. Terima kasih," ujar Zubairi.
Di sisi lain, dikutip dari snopes.com, dijelaskan bahwa banyak klaim yang dibuat Yeadon tidak berdasar dan tidak memiliki bukti ilmiah atau empiris. Michael Yeadon juga bukanlah Ketua Saintis Pfizer melainkan Wakil Presiden dan Kepala Ilmuwan di unit penelitian penemuan obat di Pfizer.