Senin 31 May 2021 14:07 WIB

Polda Evaluasi Penempatan Personel di Daerah Rawan Papua

Kamis (28/5) malam WIT, Briptu Mario Sanoi dibunuh dan tiga senpi dibawa kabur OTK.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri.
Foto: Antara
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi penempatan personel di daerah rawan. Tujuannya guna mengantisipasi adanya penyerangan yang dapat mengakibatkan meninggalnya anggota Polri.

Mathius menjelaskan, evaluasi itu perlu mengingat banyak wilayah terutama di daerah pegunungan yang masuk kategori rawan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) akibat adanya kelompok separatis dan teroris bersenjata.

Menurut dia, seharusnya paling sedikit ada lima hingga 15 orang yang bertugas di pos kategori rawan. Hanya saja, karena masih terbatasnya personel maka hal itu belum bisa terealisasi."Mudah-mudahan dengan penerimaan Bintara Noken Polri kekurangan personel dapat teratasi walaupun belum menyeluruh mengingat luasnya wilayah Papua," kata Fakhiri di Kota Jayapura, Senin (31/5).

Dia berharap, Kapolres yang wilayahnya masuk kategori rawan juga melakukan evaluasi dan memberikan laporan terkait kesulitan yang dialami di lapangan. Sehingga selaku pimpinan, ia dapat dapat mengambil langkah tepat.

Pada Kamis (28/5) malam WIT, Briptu Mario Sanoi yang menjabat sebagai Kepala Polsubsektor Oksamol dibunuh orang tidak dikenal (OTK) yang juga membawa kabur tiga pucuk senjata api. Dua pucuk, di antaranya jenis SS1 beserta amunisi. Kasus penyerangan terhadap personel Polri di Oksamol bukan yang pertama karena beberapa waktu yang lalu pernah terjadi di Sinak dan Ilaga.

Karena itu, Fakhiri meminta kepala seluruh personel untuk mengenakan body system setiap waktu, khususnya untuk yang bertugas di daerah rawan. "Kami sangat kehilangan salah satu putra terbaik Papua yang sejak lulus ditempatkan di Polres Pegunungan Bintang dan kemudian di Polsubsektor Oksamol," tutur Fakhiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement