Rabu 02 Jun 2021 03:01 WIB

Pengrajin Tempe dan Tahu Keluhkan Harga Kedelai Naik Drastis

Sekarang pengrajin tempe hanya melayani sesuai permintaan.

Red: Andi Nur Aminah
Pedagang dan perajin tahu tempe mengeluhkan harga kedelai yang terus naik (ilustrasi)
Foto: bayu adji p
Pedagang dan perajin tahu tempe mengeluhkan harga kedelai yang terus naik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sejumlah pengrajin usaha tempe dan tahu kembali mengeluhkan kenaikan harga kedelai secara drastis. Mereka harus memutar otak mengurangi jumlah produksinya di tengah masa pandemi Coronavirus Disease (Covid-19).

"Setengah mati orang sekarang cari kedelai, mahal sekali. Harganya sampai Rp 11.300 per kilogram sekarang. Kenaikannya habis Lebaran," ungkap pengrajin tempe-tahu, Harun Wibisana, di pabriknya, Kelurahan Karang Anyer, Kecamatan Mamajang, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.

Baca Juga

Ia menuturkan, harga kedelai sebelum pandemi dilepas pemasok antara Rp 7.000 hingga Rp 7.500 per kilogram. Namun, sejak merebaknya virus corona, harga kedelai terus mengalami kenaikan hingga saat ini antara Rp 2.000 hingga Rp 3.800 per kilogram. Selain itu, pihaknyaa mulai curiga kenaikkan harga kedelai tidak dibarengi dengan pengendalian serta pengawasan pemerintah sejak awal 2021. Dampaknya, stok bahan kedelai terus berkurang, di sisi lain permintaan terus meningkat.

"Saya tidak tahu (penyebab harga naik), cuma dia bilang (pemasok) kepada saya, pesanan untuk stoknya kurang," bebernya.