REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka), Susiknan Azhari, mengumpulkan jadwal imsakiyah Ramadhan selama lebih dari 28 tahun. Tidak dari Indonesia, namun jadwal imsakiyah dari berbagai negara lainnya dikoleksi.
Susiknan menuturkan, sejak awal 1993 setidaknya sudah dikumpulkan jadwal imsakiyah dari 50 negara. Dia menyebut, 50 negara tersebut tersebar di seluruh benua. "Ada ratusan eksemplar jadwal imsakiyah yang sudah dikumpulkan," kata Susiknan kepada Republika.co.id melalui sambungan telepon, Rabu (2/6).
Pengumpulan jadwal imsakiyah ini diawali dari Indonesia. Setelah itu, Susiknan fokus ke kawasan asia dan terus merambah ke negara-negara lainnya.
"Setiap saat, setiap tahun saya mencoba mengumpulkan. Diawali dari indonesia, berbagai jadwal imsakiyah itu saya kumpulkan lewat media, yang ada di masjid, yang diterbitkan pihak-pihak terkait itu saya kumpulkan," ujarnya.
Proses pengumpulan jadwal imsakiyah sendiri dilakukan tidak hanya saat melakukan perjalanan ke luar negeri. Namun, pengumpulannya juga dibantu orang-orang sekitar Susiknan.
Salah satunya ke teman-teman dan mantan mahasiswanya yang kebetulan tinggal di luar negeri. "Saya bertanya kepada teman-teman yang ada di sana dan kemudian masih ada yang punya (jadwal imsakiyah) dan saya berikhtiar bagaimana bisa mendapatkan itu. Ada yang dibeli juga karena yang tahun-tahun lama ini kan juga tidak mudah, sampai akhirnya terkumpul banyak," jelasnya.
Dari sekian banyak jadwal imsakiyah yang sudah dikumpulkan, ada satu yang sudah berusia 83 tahun menurut kalender Masehi atau 85 tahun menurut kalender Hijriyah. Jadwal imsakiyah tertua yang dia dapatkan ini berasal dari Mesir dengan tahun pembuatan 1938.
Selain itu, katanya, ada juga jadwal imsakiyah dari London dengan desain kreatif. Menurutnya, jadwal imsakiyah dari Eropa dan hampir di setiap masjidnya memiliki jadwal imsakiyah dengan desain unik.
Awal inspirasi dari Susiknan untuk mengoleksi jadwal imsakiyah ini memang berawal dari minatnya di bidang astronomi Islam. Dia menjelaskan, dari jadwal imsakiyah dapat dipelajari terkait peradaban Islam. Sementara, katanya, belum banyak masyarakat yang tahu banyaknya ilmu pengetahuan yang bisa didapat dari jadwal imsakiyah. Bahkan, dalam pembuatan jadwal imsakiyah juga terdapat aspek sains dan seni di dalamnya.
"Para ulama membuat jadwal imsakiyah dari segi perhitungannya, tapi juga berdialog dengan para seniman dan itu lah kemudian muncul berbagai macam model. Jadwal imsakiyah hanya keluar saat Ramadhan, dan belum banyak orang yang mengakses, sebetulnya kita punya ruang untuk menunjukkan Islam itu ada nilai keindahan (dari jadwal imsakiyah)," katanya.
Berkat upayanya dalam mengumpulkan jadwal imsakiyah tersebut, Susiknan mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai Kolektor Jadwal Imsakiyah Ramadhan dari Negara Terbanyak. Walaupun begitu, pengumpulan jadwal imsakiyah ini tidak berhenti setelah ia mendapatkan penghargaan.
Susiknan masih terus mencoba mengumpulkan jadwal imsakiyah dari negara lainnya. Sebab, masih ada jadwal imsakiyah dari beberapa negara yang belum bisa didapatkan.
"Yang sulit itu di daerah minoritas seperti Ukraina, Amerika Latin juga masih menjadi ladang untuk pencarian bagi saya. Tapi saya tetap semangat berkomunikasi dengan teman-teman, ada teman (yang sudah saya hubungi), tapi beliau kesulitan juga," tambahnya.