Selasa 08 Jun 2021 02:00 WIB

Tanggapi Ancaman Teroris OPM, Polri: Papua Final NKRI

Polri menegaskan akan menghentikan teror teroris di Papua

Rep: Ali Mansur/ Red: Nashih Nashrullah
Polri menegaskan akan menghentikan teror teroris di Papua. Aparat kepolisian melakukan patroli di Jayapura, Papua, pada beberapa hari lalu. (ilustrasi)
Foto: Reuters
Polri menegaskan akan menghentikan teror teroris di Papua. Aparat kepolisian melakukan patroli di Jayapura, Papua, pada beberapa hari lalu. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mabes Polri menegaskan bahwa Papua adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Karena itu, Karopenmas Mabes Polri Brigjen Rusdi Hartono, menyatakan pihaknya bersama TNI akan terus menangani gangguan-ganguan dari TPNPB-OPM, termasuk ancaman bakal menembak pekerja di tiga wilayah.  

Baca Juga

"Bagaimana gangguan-gangguan itu bisa ditangani dengan baik, pasti akan seperti itu ketika ada gangguan pasti TNI dan Polri bersama instansi yang lainnya akan menangani gangguan tersebut," tegas Rusdi saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (7/6). 

Terkait dengan ancaman TPNPB-OPM yang akan membakar bangunan-bangunan yang ada, Rusdi mengatakan akan melakukan pengamanan maksimal. 

Karena itu memastikan TNI-Polri terus mengawal pembangunan-pembangunan di Papua agar terus berjalan. Karena pembangunan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat di Papua."Yang jelas Papua adalah NKRI dan itu sudah final, sekarang pembangunan di Papua terus berjalan ada pihak-pihak teroris KKB ini yang senantiasa mengganggu daripada pembangunan yang dilaksanakan di Papua," kata Rusdi.  

Sebelumnya, TPNPB-OPM memperingatkan seluruh warga Indonesia untuk meninggalkan beberapa wilayah perang di Papua, Intan Jaya, Puncak Papua, dan Ndugama. TPNPB-OPM tidak akan bertanggungjawab jika para pekerja itu tewas tertembak.  

"Ingat bahwa peringatan ini terpaksa harus kami keluarkan, jikalau anda tidak mengindahkan maka pasukan TPNPB siap tembak mati," tegas Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (7/6). 

Karena itu, kata Sebby, jangan ada alasan, yang tertembak adalah tukang ojek atau tukang bangunan. Karena pihaknya sudah mengumumkan ketiga daerah itu sebagai wilayah perang. 

Jadi biarkan TNI-Polri, pasukan setan atau lainnya yang tinggal di wilayah perang tersebut. Tentunya, TNI-Polri akan berhadapan langsung dengan TPNPB-OPM.  

Namun, Sebby menegaskan sejatinya warga Papua tidak anti dengan pekerja dari luar Papua, baik dari Sulawesi, Kalimantan, Jawa dan juga Sumatra. Hanya saja, karena ini adalah zona perang maka sudah sepatutnya mereka meninggalkan Bumi Cendrawasih itu demi keselamatan mereka sendiri. "Dan kami percaya OPM akan bakar semua kota, bangunan apa semua akan dibakar, Itu perintah," ungkap Sebby. (Ali Mansur).  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement