Selasa 08 Jun 2021 11:04 WIB

WHO tak Bisa Paksa China Bocorkan Data Asal Usul Covid-19

Teori kebocoran laboratorium Wuhan baru-baru ini menjadi subyek perdebatan publik.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
 Seorang pekerja dengan penutup pelindung mengarahkan anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada saat kedatangan mereka di bandara di Wuhan di provinsi Hubei China tengah pada Kamis, 14 Januari 2021. Sebuah tim peneliti global tiba Kamis di kota China di mana pandemi virus korona pertama kali terdeteksi untuk melakukan penyelidikan yang sensitif secara politik tentang asal-usulnya di tengah ketidakpastian tentang apakah Beijing mungkin mencoba mencegah penemuan yang memalukan.
Foto: AP/Ng Han Guan
Seorang pekerja dengan penutup pelindung mengarahkan anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada saat kedatangan mereka di bandara di Wuhan di provinsi Hubei China tengah pada Kamis, 14 Januari 2021. Sebuah tim peneliti global tiba Kamis di kota China di mana pandemi virus korona pertama kali terdeteksi untuk melakukan penyelidikan yang sensitif secara politik tentang asal-usulnya di tengah ketidakpastian tentang apakah Beijing mungkin mencoba mencegah penemuan yang memalukan.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Seorang pejabat tinggi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, WHO tidak dapat memaksa China untuk membocorkan banyak data tentang asal usul Covid-19. Direktur Program Kedaruratan WHO Mike Ryan pada Senin (7/6) mengatakan, WHO akan mengusulkan studi yang diperlukan untuk memahami di mana virus itu muncul.

“WHO tidak memiliki kekuatan untuk memaksa siapa pun dalam hal ini. Kami sangat mengharapkan kerja sama, masukan, dan dukungan dari semua negara anggota kami dalam upaya itu,” kata Ryan, dilansir Aljazirah, Selasa (8/6)

Baca Juga

Ada teori yang mengatakan bahwa virus Corona berasal dari hewan yakni dari kelelawar, dan menular ke manusia. Ada juga teori virus itu lolos dari laboratorium di Wuhan, China.

Teori kebocoran laboratorium Wuhan baru-baru ini menjadi subyek perdebatan publik, setelah beberapa ilmuwan terkemuka menyerukan penyelidikan penuh tentang asal usul virus. Hipotesis bahwa virus itu secara tidak sengaja bocor dari laboratorium telah diabaikan oleh para ilmuwan. China telah berulang kali membantah bahwa laboratorium itu bertanggung jawab atas wabah tersebut.

Anggota tim WHO awal tahun ini mengunjungi China untuk mencari asal-usul Covid-19. Usai kunjungan ke China mereka mengatakan, tidak memiliki akses terhadap semua data. Hal ini mendorong perdebatan tentang transparansi China terhadap asal usul virus korona.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyesali ketidakadilan dalam distribusi vaksin Covid-19. Menurut Tedros, hal ini telah menciptakan pandemi dua jalur yaitu negara-negara Barat dilindungi dan negara-negara miskin masih terpapar.

Dia menyuarakan kekesalan bahwa beberapa negara miskin tidak dapat mengimunisasi petugas kesehatan, lansia dan populasi lain yang paling rentan terhadap virus Corona.

"Kami melihat pandemi dua jalur: banyak negara masih menghadapi situasi yang sangat berbahaya, sementara beberapa dari mereka dengan tingkat vaksinasi tertinggi mulai berbicara tentang mengakhiri pembatasan” kata Tedros.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement