REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung ternyata memberi dampak yang luar biasa bagi para pelajar. Perpustakaan digital Perlego melakukan survey terhadap mahasiswa Inggris dan menemukan bahwa mereka merasa cemas dan takut akan keberlangsungan hidupnya setelah lulus di era pandemi.
Para mahasiswa juga khawatir, kehidupannya akan tetap sulit bahkan setelah negaranya terbebas dari krisis Covid-19. Dari survey itu diketahui bahwa setengah dari mahasiswa yang disurvey, khawatir bahwa proses belajar-mengajar selama pandemi akan memengaruhi mereka setelah lulus.
Sepertiga pelajar Inggris bahkan mempertimbangkan untuk menempuh pendidikan satu tahun lagi, demi menebus pelajaran yang terlewat atau tidak maksimal. Lalu sepertiga mahasiswa tahun ketiga menunda memasuki tempat kerja selama satu tahun lagi.
Dilansir dari Belfast, Rabu (9/6), para mahasiswa juga menyoroti biaya kuliah yang masih cukup tinggi kala pandemi. Biaya tahunan rata-rata universitas di Inggris saat ini, hampir 9.500 poundsterling atau sekitar Rp 192 juta (kurs Rp 20.173). Biaya itu belum termasuk biaya tambahan untuk buku, ujian dan praktik bagi jurusan tertentu seperti hukum, kedokteran hingga bisnis.
Karena itulah mereka berharap bisa mendapat bantuan, semisal dengan menggelar program kursus dan bantuan studi gratis.
Tak hanya itu, setengah dari mahasiswa yang disurvei juga khawatir bahwa proses belajar-mengajar secara daring akan berdampak negatif pada kesehatan mentalnya. Mereka khawatir akan tumbuh sebagai individu yang kurang percaya diri.
Perlego, adalah platform yang membebankan biaya bulanan sebesar 12 poundsterling dan menyediakan ribuan buku dan informasi yang paling dibutuhkan dari penerbit besar yang dapat diakses melalui laptop, telepon, dan perangkat portable.