Rabu 09 Jun 2021 23:02 WIB

Wagub DKI Akui Angka Keterisian RS Naik Hingga 50 Persen

"Ini harus menjadi perhatian kita bersama," kata Ariza.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andri Saubani
Pasien covid-19 menaiki bus khusus pasien untuk dibawa ke Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta, Selasa  (8/6). Berdasarkan data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jumlah pasien di Indonesia pada Selasa 8 Juni 2021  mengalami kenaikan sebanyak 6.294 orang dengan jumlah total kasus positif covid-19 mencapai 1.869.325 orang.  Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pasien covid-19 menaiki bus khusus pasien untuk dibawa ke Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (8/6). Berdasarkan data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jumlah pasien di Indonesia pada Selasa 8 Juni 2021 mengalami kenaikan sebanyak 6.294 orang dengan jumlah total kasus positif covid-19 mencapai 1.869.325 orang. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria tidak membantah pernyataan Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi yang menyebutkan tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di Ibu Kota mengalami kenaikan. Ariza mengungkapkan, saat ini persentase bed occupancy rate (BOR) itu sudah mencapai 50 persen lebih dari kapasitas tempat tidur yang disediakan.

"Terkait BOR kami saat ini untuk tempat tidur kapasitas 6.694 unit dan terpakai 3.560 unit, jadi sudah mencapai 53 persen. Kemudian ICU ada 1.076 unit dan terpakai 558 unit, itu artinya terpakai 52 persen," kata Ariza di Jakarta, Rabu (9/6).

Baca Juga

Ariza pun kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan. Sehingga, dapat mencegah penularan virus corona.

"Ini harus menjadi perhatian kita bersama bahwa sekalipun pelaksanaan Covid-19 di Jakarta sudah cukup baik dan cukup banyak, namun masyarakat kami minta tetap laksanakan protokol kesehatan," ujarnya.

Selain itu, ia juga meminta warga untuk melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 saat berada di rumah masing-masing. "Jadi harus mulai dari rumah dan keluarga harus saling memberikan informasi, saling melengkapi, saling mengingatkan agar jangan sembarangan keluar rumah," tutur dia.

In Picture: Tingkat Keterisian RSDC Wisma Atlet Kemayoran Meningkat

photo
Mobil ambulans memasuki area Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Jakarta, Senin (7/6). Jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran berdasarkan data pada Senin 7 Juni 2021 pukul 08.00 WIB mencapai 2.734 orang atau mengalami kenaikan bed occupancy ratio (BOR) dari 15,02 persen menjadi 45,6 persen. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

 

 

Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyampaikan, tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di Ibu Kota mulai meningkat. Hal ini ia sampaikan setelah menghadiri rapat penanganan Covid-19 bersama jajaran Pemkot Administrasi Jakarta Selatan pada Selasa (8/6) yang kemudian dia unggah di akun Instagram pribadinya @prasetyoedimarsudi.

“Provinsi DKI Jakarta pun menjadi salah satu wilayah dengan bed occupancy rate yang meningkat. Kini melampaui 50 persen,” kata Pras dalam unggahannya seperti dikutip Republika, Rabu (9/6).

Menurut politisi PDIP itu, ancaman dari virus corona ini adalah nyata. Hal tersebut, kata dia, terbukti dari jumlah kasus aktif mingguan di DKI Jakarta yang kembali melonjak dibandingkan sebelumnya.

"Saya tidak bosan-bosannya menyampaikan bahwa ancaman dari virus ini nyata," jelas dia.

Oleh karena itu, Pras mengingatkan Pemprov DKI, khusunya Pemkot Jakarta Selatan untuk terus meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. "Karena itu saya berpesan kepada Pemerintah Kota Jakarta Selatan untuk terus menggenjot tingkat kedisiplinan dengan menerapkan protokol kesehatan warga,” ucap Pras.

photo
Infografis Gejala Neurologis dan Kejiwaan Covid-19 - (republika.co.id)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement