Kamis 10 Jun 2021 17:44 WIB

Pemkot Bogor Minta McD Perbaiki Aplikasi Pemesan Makanannya

Pengelola McD dapat mengukur kapasitas produksi dan pesanan yang akan diterima.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andi Nur Aminah
Ratusan ojek online memadati gerai McD di Jalan Pajajaran, Bogor Timur, Kota Bogor akibat pesanan BTS Meal yang baru diluncurkan hari ini, Rabu (9/6).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Ratusan ojek online memadati gerai McD di Jalan Pajajaran, Bogor Timur, Kota Bogor akibat pesanan BTS Meal yang baru diluncurkan hari ini, Rabu (9/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tak hanya menimbulkan antrean panjang, munculnya produk BTS Meal di McDonald’s (McD) Indonesia sempat membuat kericuhan di gerai McD Pajajaran, Bogor Timur, Kota Bogor pada Rabu (9/6) sore. Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor meminta pengelola McD memperbaiki sistem aplikasi pemesanan makanan online.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim menyampaikan, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengusulkan agar pengelola McD dapat mengukur kapasitas produksi dan pesanan yang akan diterima agar tidak terjadi hal serupa.

Baca Juga

“Jadi gini, kalau Pak Wali Kota mengusulkan, aplikasi pemesanan BTS Meal harus bisa terukur. Misalnya, kapasitas produksinya seribu, sementara misalnya pemesanannya dua ribu, ya itu jangan di-accept semua,” kata Dedie ketika ditemui Republika.co.id di SMPN 3 Bogor, Kamis (10/6).

Dedie menuturkan, diperkirakan, kejadian di berbagai gerai McD di Kota Bogor pada Rabu (9/6) diakibatkan karena adanya ketidakseimbangan antara jumlah stok produksi, dengan jumlah pemesanan. 

Diketahui, produk BTS Meal merupakan produk kolaborasi antara McD Indonesia dengan boyband asal Korea Selatan, BTS (Bangtan Sonyeondan). Dari BTS Meal, konsumen bisa mendapatkan paket berisi minuman, kentang goreng, dan chicken nugget dengan kemasan khusus berlogo BTS.

“Nah, yang terjadi kemarin mungkin tidak ada keseimbangan antara jumlah stok produksi dengan jumlah pemesanan. Jadi bayangkan dalam waktu yang bersamaan ada ribuan pesanan, sementara dibikin secara manual,” tutur Dedie.

Untuk itu, lanjut dia, Pemkot Bogor mendorong pengelola McD untuk memanfaatkan aplikasi pemesanan dengan baik dan terstruktur. Misalnya, menerima beberapa pesanan dalam waktu tertentu. Bukan menerima keseluruhannya secara langsung.

Hal itu, dikatakan Dedie, antara lain untuk mengontrol antara demand dan supply. “Nah kita dorong kepada para pengelola untuk memanfaatkan aplikasi. Misalnya pemesanan kalau sampai jam 11.00 WIB ada 400, penuhi dulu 400. Jangan diterima order 2.000 tapi menunggu sejak pagi. Makanya kami mengusulkan pihak McD menyediakan aplikasi yang proper, aplikasi yang betul-betul bisa sesuai antara demand dan supply,” ujarnya.

Sebelumnya, pada Rabu (9/6) terdapat insiden pembatalan sepihak pesanan oleh McD lantaran tingginya minat masyarakat akan munculnya BTS Meal. Ratusan ojol bahkan sempat bersitegang dengan manajemen McD di Jalan Pajajaran, Bogor, karena pesanannya dibatalkan. 

Setidaknya 150 penarik ojek daring memadati gerai McD Pajajaran. Mereka sempat bersitegang dengan manajemen McD Pajajaran. Akhirnya, mereka didampingi Polsek Bogor Timur, Camat Bogor Timur, serta Danramil saat melakukan mediasi.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement