Jumat 11 Jun 2021 21:36 WIB

Daerah Didorong Ikuti Program Regional Climate Budget

Keterlibatan daerah membuat penanganan isu iklim bertenaga ganda.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Pemerintah mendorong pemerintah daerah untuk terlibat dalam program regional climate budget tagging agar penanganan isu perubahan iklim lebih bertenaga.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Pemerintah mendorong pemerintah daerah untuk terlibat dalam program regional climate budget tagging agar penanganan isu perubahan iklim lebih bertenaga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah menunjukkan keseriusan dalam komitmen pemanasan global dan perubahan iklim. Pemerintah menjadikan 11 daerah yang terdiri tujuh provinsi, tiga kabupaten, dan satu kota untuk memahami isu dan menjadikan isu perubahan iklim sebagai prioritas.

Pada 2021 pemerintah kembali menambah enam daerah untuk ikut terlibat dalam program regional climate budget tagging tersebut. Pemerintah berharap seluruh daerah akan mengikutinya.

Baca Juga

"Ini akan memberikan double power dari APBN dan APBD dalam menangani isu perubahan iklim," ucap Sri saat webinar Climate Change Challenge yang diselenggarakan Universitas Indonesia (UI), Jumat (11/6).

Dalam APBN saat ini, lanjut Sri, dana yang dialokasikan untuk penanganan pemanasan global dan perubahan iklim sebanyak 4,1 persen atau Rp 86,7 triliun per tahun.

Maka itu, pemerintah berupaya memobilisasi berbagai pihak untuk ikut terlibat dalam komitmen pemanasan global dan perubahan iklim. Mulai dari pemerintah, pihak swasta, hingga masyarakat melalui manajemen sampah dan limbah, kebiasaan hemat dalam menggunakan energi, termasuk mengonsumsi barang yang ramah lingkungan.

Pemerintah juga telah membentuk Badan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) pada 2019 dan SDG Indonesia One yang merupakan platform kerja sama pendanaan yang terintegrasi. Tujuannya, untuk menggalang dana dari berbagai sumber guna mendanai pembangunan infrastruktur yang berorientasi terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement