REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Reserse Kriminal dan Tim Pemburu Preman Polres Metro Jakarta Barat (Polrestro Jakbar) meringkus 22 orang preman. Puluhan preman tersebut ditangkap dalam operasi preman untuk mengurangi keresahan masyarakat.
Kasat Reskrim Polrestro Jakbar, Kompol Joko Dwi Harsono, mengatakan, dalam operasi preman tersebut, polisi meringkus 22 preman berikut uang hasil pungutan liar. Dibawa pula barang bukti senjata tajam dan kupon yang dipergunakan untuk melakukan pungutan liar (pungli) kepada sopir truk yang sedang melintas
"Sebanyak 22 preman yang diamankan pada operasi ini kerap meresahkan masyarakat dengan cara melakukan pungutan liar,” ujar Joko melalui keterangannya di Jakarta, Jumat (11/6).
Joko menjelaskan, operasi preman itu digelar untuk menciptakan Jakbar zero dari aksi premanisme. Kebijakan itu sesuai dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang diteruskan kepada Kapolda Metro Jaya Irjen M Fadil Imran dan Kapolrestro Jakbar Kombes Ady Wibowo, untuk melakukan pemberantasan aksi premanisme
Dari operasi tangkap tangan tersebut, dia menambahkan, aparat elakukan penyisiran di wilayah Jakbar. Di antaranya, wilayah Cengkareng dan Kalideres, yang diduga banyak preman.
"Puluhan preman tersebut kita amankan karena kedapatan melakukan pungutan liar. Baik kepada para pengendara kendaraan bermotor maupun kepada para sopir truk yang sedang melintas," ucap Joko.
Selanjutnya, kata Joko, preman tersebut beserta barang bukti dibawa ke Markas Polrestroi Jakbar untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dia mengimbau kepada masyarakat untuk jangan ragu segera melaporkan ke pihak kepolisian jika menemukan adanya aksi praktik premanisme di wilayah Jakbar.
"Karena, informasi sekecil apa pun itu akan sangat membantu kami dalam menciptakan Jakarta Barat yang aman dan kondusif serta bersih dari aksi premanisme," kata Joko.