REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi partai Gerindra, Arief Poyouno, mencermati sinyal kedekatan Prabowo Subianto dan Megawati Sukarnoputri yang kembali mencuat. Menurutnya, tak mungkin duet Mega-Prabowo bakal kembali terjadi pada Pilpres 2024.
Arief mengungkapkan, peluang kembali bertarung pada pilpres bagi Prabowo sangat memungkinkan. Apalagi, ia memantau sudah ada sinyal kuat dari PDI Perjuangan untuk berkoalisi. Hanya saja, dia pesimistis duet Mega-Prabowo bakal muncul.
"Duet Mega-Prabowo sangat nggak mungkin sebab Ibu Mega sendiri tidak punya ambisi ke arah sana. Jadi, saya rasa Prabowo-Puan paling tepat," kata Arief kepada Republika.co.id, Senin (14/6).
Arief mendasarkan dugaannya soal duet Prabowo-Puan dengan pertimbangan politik strategis. Menurutnya, sulit bagi Prabowo untuk legowo maju di Pilpres 2024 sebagai cawapres meski suara Gerindra di bawah PDIP. Dengan demikian, dia berharap pihak PDIP-lah yang ikhlas mengusung Puan di posisi cawapres.
"Kriteria cawapres Prabowo yang paling pas ya Puan Maharani. Prabowo yang pasti akan jadi capres yang pasti tidak lagi akan mau jadi cawapres," ujar Arief
Di sisi lain, Arief mengakui, kemunculan rival potensial Prabowo di Pilpres 2024. Oleh karena itu, menurutnya, Prabowo tetap harus waspada walau selalu unggul di berbagai survei.
"Kalau hasil surveinya masih 21 persenan dan belum mendekati 40-50 persen, sulit untuk menang nanti, apalagi tokoh-tokoh muda, seperti Airlangga Hartarto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan sudah bermunculan ke publik sebagai bakal calon capres 2024 menurut beberapa lembaga survei," ucap Arief.
Selain itu, Arief menilai, penting bagi Prabowo untuk segera mengamankan suara di berbagai kelompok pemilih. Dengan demikian, Prabowo tak bisa hanya mengandalkan basis pemilih loyalnya.
"Belum terlihat apakah Prabowo sudah merangkul segmen pemilih lainnya selain pemilih loyalnya ya," sebut Arief.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, unggul dalam survei terbaru yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk "Partai Politik dan Calon Presiden: Sikap Pemilih Pasca 2 Tahun Pemilu 2019". Dalam simulasi semiterbuka dengan 42 nama, Prabowo unggul dengan 21,5 persen.
Survei ini dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan jumlah responden sebanyak 1220. Margin of error survei di angka +- 3,05 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada 21-28 Mei 2021.