Selasa 15 Jun 2021 08:07 WIB

Pembeli Misterius Menawar Dept Store Mewah Inggris Rp 80 T

Jaringan Dept Stores mewah Selfridges hadir di Inggris, Irlandia dan Belanda.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Pengunjung saat berbelanja di department store Selfridges, London (ilustrasi). Seorang pembeli misterius telah melakukan penawaran untuk membeli department store Selfridges kelas atas seharga sekitar 5,6 miliar dolar AS atau setara Rp 80,08 triliun (kurs Rp 14.300 per dolar AS).
Foto: AP/Matt Dunham
Pengunjung saat berbelanja di department store Selfridges, London (ilustrasi). Seorang pembeli misterius telah melakukan penawaran untuk membeli department store Selfridges kelas atas seharga sekitar 5,6 miliar dolar AS atau setara Rp 80,08 triliun (kurs Rp 14.300 per dolar AS).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Seorang pembeli misterius telah melakukan penawaran untuk membeli department store Selfridges kelas atas seharga sekitar 5,6 miliar dolar AS atau setara Rp 80,08 triliun (kurs Rp 14.300 per dolar AS). Keluarga kaya Weston yang saat ini memiliki sejumlah department store utama di London sudah mengetahui tawaran tersebut.

Dikutip dari Forbes, Senin (14/6) Keluarga Weston telah menunjuk Credit Suisse sebagai penasihat untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya bagi perusahaan. Meskipun begitu, proses yang ada saat ini dipahami sebagai tahap awal dan dimungkinkan tidak mengarah pada transaksi.

Baca Juga

Selfridges memiliki lebih dari 600 ribu ruang penjualan di toko Oxford Street andalannya di London. Sementara kepemilikan Weston sekarang terdiri dari toko kelas atas di Inggris, Irlandia, dan Belanda.

Begitu juga kepemilikan Weston dengan dua toko Selfridges lainnya di kota Manchester, Inggris serta Birmingham. The Weston juga memiliki grup department store Kanada Holt Renfrew.

Sementara kesepakatan untuk menjual landmark ikonik London mungkin akan menggiurkan pada saat ritel fisik sangat terpukul karena pandemi Covid-19. Harga aset tersebut juga cenderung tidak mahal karena masih sedikit peluang untuk pemulihan.

Saat ini, London seperti kota-kota besar lainnya yang bergantung pada pendapatan luar negeri seperti turis dan pelancong internasional. Terdapat kemungkinan akan tertinggal dari lokasi ritel lainnya dalam proses pemulihannya dengan adanya pembatasan perjalanan.

Oxford Street khususnya sudah mengalami penutupan ritel. Sekitar 9,4 persen dari ruang ritel di West End London sekarang kosong dan menyebabkan harga sewa untuk toko-toko utama di pusat kota London turun sekitar 14 persen pada tahun ini hingga Maret.

Menilai nilai real estate akan menjadi bagian penting dari setiap kemungkinan penjualan. Kesempatan untuk memiliki toko Beaux Arts di Oxford Street juga dinilai merupakan tawaran yang sangat menarik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement