REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pembangunan Alun-alun Kota Bogor di eks Taman Topi, di Jalan Kapten Muslihat, Kelurahan Paledang, Kecamatan sebentar lagi akan dimulai. Pada akhir Mei 2021, sudah didapatkan pemenang lelang dan saat ini persiapan pembangunan sudah dimulai.
Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim. Pemenang lelang dari proyek pembangunan Alun-alun Kota Bogor merupakan perusahaan asal Kabupaten Garut, Jawa Barat bernama PT Samudera Adi Nusantara.
“Yang sedang dalam proses dikerjakan yaitu Alun-alun Kota Bogor. Jadi pemenang lelangnya sudah ada. Masa sanggah sudah lewat, sudah tanda tangan kontrak, dan sudah mulai persiapan pembangunan. Kita akan mulai segera,” kata Dedie kepada Republika.co.id, Senin (14/6).
Dedie menjelaskan, pembangunan alun-alun ini dinilai penting karena sejalan dengan program Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jawa Barat. Yakni proyek double track Bogor-Sukabumi.
Rencananya, lanjut Dedie, BTP Jawa Barat akan membangun sky bridge yang akan terbentang dari Stasiun Kota Bogor, sampai ke Stasiun Paledang. “Kita akan menata keseluruhan area untuk bisa waktunya bersamaan dengan selesainya jalur double track Bogor-Sukabumi. Di situ juga akan ada sky bridge antara Stasiun Kota Bogor sampai Stasiun Paledang. Jadi kalau kita tidak tata bersama-sama, nanti pekerjaan-pekerjaan fisiknya malah tidak sinkron,” ucap dia.
Di samping itu, Dedie mengatakan, Pemkot Bogor juga akan menata beberapa titik area dan jalur pedestrian di Kota Bogor yang selama ini ditempati oleh para pedagang kaki lima (PKL). Sembari menata kawasan tersebut, para PKL direlokasi ke sejumlah tempat.
Misalnya, di bagian taman di depan toko roti Venus di Jalan Sukasari, Bogor Timur selama ini ditempati oleh PKL. Dedie menuturkan, sebagian besar direlokasi ke Teras Suryakencana dan belakang kantor PDAM.
“Jadi banyak titik-titik yang akan kita tata. Sebagian PKL sudah direlokasi ke Teras Suryakencana, selebihnga akan kita relokasi ke area di belakang PDAM. Sudah kita hitung pertimbangkan dan akan kita laksanakan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor, Juniarti Estiningsih mengatakan, besar anggaran yang akan digunakan untuk pembangunan alun-alun yakni sebesar Rp 13,6 miliar. Dengan masa kerja selama 180 hari atau enam bulan.
“Sebenarnya surat perintah kerja (SPK) sudah, begitu sudah SPK ya otomatis sudah bisa dikerjakan. Terhitung ditandatangani kontrak. Ini sedang tahap pre construction meeting (PCM),” kata Esti.
Dalam pembangunan alun-alun ini, akan ada empat segmen. Esti menyebutkan, segmen tersebut akan dibangun mulai dari zona botani, atau area hutan kota. Kemudian, zona plaza utama.
“Lalu ada zona religi yang akan menjadi area pelataran Masjid Agung, dan zona rekreasi atau area penunjang mulai dari area olahraga, area bermain, dan lain-lain,” jelasnya.
Esti menjelaskan, detail engineering design (DED) yang digunakan untuk pembangunan alun-alun masih sama seperti yang sudah ada sejak 2019. Meskipun akan ada pengerjaan pembangunan sky bridge dari proyek double track. Pihaknya hanya melakukan sinergitas dengan pihak terkait.
Nantinya, sambung dia, Disperumkim Kota Bogor akan memasang gambar tiga dimensi. Dengan tujuan menyampaikan kepada masyarakat bagaimana hasil akhir dari alun-alun tersebut.
“Jadi bukan ada penyesuaian desain, tapi sinergitas sana. Mensinkronisasi terkait dengan wacana mau akan ada sky bridge dari Stasiun Paledang sampai Stasiun Bogor,” ucapnya.
Meski demikan, Esti belum mengetahui apakah pekerjaan pembangunan sky bridge akan dilakukan bersamaan dengan pembangunan alun-alun. “Tadi harpaan Pak Wakil Wali Kota supaya lebih bisa dipercepat supaya alun-alun bagus. Jadi ada semacam tidak ada ketimpangan terkait dengan kondisi di lingkungan alun-alun,” pungkasnya.