Rabu 16 Jun 2021 06:45 WIB

Ketersediaan Tempat Tidur Pasien Covid-19 Menipis

Warga yang tidak mengalami gejala diimbau untuk bisa melakukan isolasi mandiri.

Rep: Eva Rianti/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja memproduksi peti mati khusus untuk jenazah pasien COVID-19 di industri pembuatan peti berskala besar di Kebon Besar, Tangerang, Banten, Jumat (5/2/2021). Produsen tersebut bisa memproduksi seratus peti khusus jenazah pasien COVID-19 per hari, untuk memenuhi permintaan rumah sakit rujukan COVID-19 di sejumlah daerah di Indonesia.
Foto: MUHAMMAD IQBAL/ANTARA
Pekerja memproduksi peti mati khusus untuk jenazah pasien COVID-19 di industri pembuatan peti berskala besar di Kebon Besar, Tangerang, Banten, Jumat (5/2/2021). Produsen tersebut bisa memproduksi seratus peti khusus jenazah pasien COVID-19 per hari, untuk memenuhi permintaan rumah sakit rujukan COVID-19 di sejumlah daerah di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Wilayah Tangerang Raya, meliputi Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus mengalami lonjakan penambahan kasus Covid-19 usai libur Lebaran 1442 Hijriyah/ 2021 Masehi. Akibatnya, kondisi tempat isolasi dan ruang perawatan pasien Covid-19 kian menipis, seperti yang terjadi di Kota Tangerang dan Tangsel. Bahkan di Kabupaten Tangerang, tempat isolasi yang disediakan dikabarkan telah membeludak.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang Hendra Tarmizi menuturkan, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) bagi pasien Covid-19 tanpa gejala yang terpusat di Hotel Yasmin telah melebihi kapasitas. “BOR sudah penuh. ICU penuh. RS yang isolasi di atas 70 persen. Hotel Yasmin malah 100 persen lebih,” ujar Hendra kepada Republika, Selasa (15/6).

Dia mengatakan, dengan adanya penambahan kasus Covid-19 yang terus bergulir, tempat tidur yang ada di Hotel Yasmin kemudian ditambah. Saat ini, jumlahnya mencapai hingga 300 tempat tidur, bertambah sekitar 60 dari sebelumnya sebanyak 240 tempat tidur. Jumlah itu diketahui kian bertambah, dibandingkan dengan data awal jumlah ketersediaan tempat tidur di Hotel Yasmin yang diketahui hanya sebanyak 120 unit.

Dengan adanya kondisi tersebut, selain tetap melakukan 3T (testing, tracing, dan tracking) guna menekan angka kasus Covid-19, Hendra mengatakan warga yang tidak mengalami gejala diimbau untuk bisa melakukan isolasi mandiri. “Bupati Tangerang sudah bikin edaran ke camat, bahwa kalau enggak ada keluhan (tidak bergejala), dilakukan isolasi di rumah masing-masing,” kata dia.

Sementara itu, di Tangsel, Dinas Kesehatan Kota Tangsel mencatat tingkat BOR pasien Covid-19 di daerah tersebut mencapai hingga 90 persen. Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, kasus Covid-19 mengalami kenaikan usai momen mudik pada libur Idul Fitri, dengan klaster yang mendominasinya meliputi klaster keluarga dan perkantoran.

Dengan adanya peningkatan kasus Covid-19 di wilayahnya, Benyamin meminta kepada pengelola rumah sakit untuk menambah kapasitas tempat tidur sebagai upaya antisipasi adanya peningkatan berkelanjutan, yang diprediksi terjadi hingga akhir Juni 2021. “Saya nanti akan mintakan kepala dinas kesehatan untuk menambah rumah sakit tempat tidur yang disiapkan rumah sakit, misalnya 20 persen dari kapasitas yang ada,” ujar Benyamin.

Adapun Pemerintah Kota Tangerang mencatat tingkat BOR sejumlah rumah isolasi terkonsentrasi (RIT) hampir 100 persen, sementara BOR di rumah sakit mencapai lebih dari 75 persen. “BOR rumah sakit mencapai 77,65 persen, RIT mencapai 97,59 persen, sedangkan ICU rumah sakit mencapai 75,40 persen,” tutur Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah.

Arief menginstruksikan seluruh jajaran Pemkot Tangerang untuk dapat menindak secara lebih tegas kepada masyarakat yang masih lalai dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 melalui kegiatan operasi aman bersama (OAB). Operasi itu harus dilakukan agar jumlah kasus positif Covid-19 dapat dikendalikan. “Datangi tempat - tempat yang rawan terjadi kerumunan, berikan teguran keras, karena jika terus lalai maka pandemi ini tidak akan selesai,” katanya.

Berdasarkan data terbaru Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangsel masuk zona oranye atau wilayah dengan risiko sedang penularan Covid-19. Bahkan secara keseluruhan, daerah di provinsi tersebut berada di zona oranye setelah sebelumnya notabene hanya di Tangerang Raya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement