Selasa 15 Jun 2021 19:38 WIB

Erick Thohir: Perampingan BUMN Bagian dari Transformasi

Jumlah klaster BUMN dipangkas menjadi 12 klaster dari sebelumnya sebanyak 27 klaster.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Gedung Kementerian BUMN, Jakarta.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Gedung Kementerian BUMN, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku bakal terus merampingkan jumlah BUMN. Erick telah memangkas jumlah perusahaan pelat merah dari 108 BUMN menjadi tinggal 41 BUMN. Erick telah meminta PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA untuk menangani kondisi BUMN yang dalam kondisi tidak baik. 

"Kita ada namanya PPA untuk mengelola BUMN yang dalam kondisi kurang baik. Kita bisa lihat ada tujuh perusahaan BUMN yang memang sebenarnya sudah berhenti beroperasi," ujar Erick dalam webinar bertajuk "Kebijakan Pemerintah, Peluang, Tantangan, dan Kepemimpinan di Masa dan Pascapandemi Covid-19" di Jakarta, Selasa (15/6).

Baca Juga

Erick mengaku melakukan pemantauan dalam kondisi BUMN yang tidak sehat saat ini. Erick menilai penyederhanaan jumlah BUMN merupakan bagian dalam transformasi BUMN menjadi lebih akuntabel, transparan, dan profesional.

Tak hanya jumlah BUMN, Erick juga memangkas jumlah klaster menjadi 12 klaster dari sebelumnya yang sebanyak 27 klaster. Setiap klaster dibagi atas sektor industri yang diemban BUMN. Erick berharap setiap klaster mampu seperti klaster himpunan bank negara (himbara) atau klaster telekomunikasi yang tetap menjadi jagoan meski menghadapi pasar terbuka dan bersaing dengan perusahaan swasta dan asing. 

Erick juga menyoroti pentingnya inovasi bisnis model bagi setiap BUMN. Erick meyakini pandemi covid-19 akan mengubah banyak kebiasaan masyarakat ke depan. 

"Ini yang memang kita harus antisipasi karena itu kemarin kita tekankan kepada direksi, perubahan bisnis model ini adalah merupakan keharusan yang harus kita hadapi," ucap Erick. 

Erick berharap sejumlah transformasi yang dilakukan mampu meningkatkan kualitas BUMN dalam menjadi perusahaan yang diakui di kancah internasional. Erick ingin jumlah BUMN yang masuk dalam Fortune Global 500 atau Forbes Global 2000 akan bertambah di masa mendatang. 

"Kita harapkan makin banyak BUMN yang bisa masuk ke Fortune Global 500 atau Forbes Global 2000 yang sekarang ini baru empat BUMN dan swastanya ada dua.  Kalau dibandingkan Cina yang jumlahnya puluhan ini tentu kita harus bisa targetkan paling tidak, bisa seperempat dari perusahaan-perusahaan Cina yang masuk pada Fortune Global 500 atau Forbes Global 2000," kata Erick menambahkan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement