REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS - Venezuela dan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada Senin menandatangani kesepakatan tentang pemulangan anak-anak dan remaja Venezuela yang berada dalam situasi rentan. Kebijakan itu akan memungkinkan mereka untuk bersatu kembali dengan keluarga mereka di Venezuela.
“Pada 14 Juni, perjanjian kerangka kerja untuk penyatuan kembali anak-anak dan remaja Venezuela di luar negeri dengan kerabat atau perwakilan mereka di Venezuela ditandatangani antara Republik Bolivarian Venezuela dan Komite Internasional Palang Merah,” kata Kementerian Luar Negeri Venezuela lewat situs resminya.
Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza mengatakan setelah bertemu dengan kepala delegasi ICRC di negara itu, Arnaud de Baecque, perjanjian itu akan mendatangkan “kebahagiaan dan senyuman kepada anak-anak, remaja, dan keluarga mereka". Arreaza juga menyatakan kembali rasa terima kasihnya kepada ICRC atas "profesionalisme" dan "kerja keras mereka di Venezuela".
Sementara itu, De Baecque berterima kasih kepada pemerintah Venezuela atas inisiatifnya untuk menggarap proyek ini, yang juga dilakukan ICRC di negara lain.
“Berkat kehadiran ICRC di berbagai negara, anak-anak dan remaja dapat diidentifikasi, dikenali, dan dipersatukan kembali dengan keluarga mereka,” papar dia.
Selama tahun pertama pandemi, pemerintah Venezuela memulangkan sekitar seratus anak setelah orang tua migran mereka meninggal karena Covid-19. Sebagian besar anak-anak ini tinggal di negara-negara Amerika Latin lainnya. Secara keseluruhan, jumlah migran Venezuela mencapai 5,4 juta, menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).