Rabu 16 Jun 2021 22:06 WIB

Penonton Olimpiade Tokyo Dibatasi Hanya 10.000 Orang

Peraturan ini juga berlaku untuk acara lain yang serupa.

Pemerintah Jepang berencana untuk mengizinkan hanya 10.000 penonton pada Olimpiade Tokyo.
Foto: AP/Eugene Hoshiko
Pemerintah Jepang berencana untuk mengizinkan hanya 10.000 penonton pada Olimpiade Tokyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Jepang berencana untuk mengizinkan hanya 10.000 penonton. Aturan ini ditetapkan sebelum nantinya akan dicabut status darurat COVID-19. Aturan ini juga diharapkan berlaku untuk Olimpiade Tokyo mendatang, dan acara lain yang serupa.

Menteri yang bertanggung jawab atas penanganan virus corona, Yasutoshi Nishimura, dikutip dari Kyodo, Rabu (16/6), mengatakan bahwa batas baru untuk kehadiran tersebut akan diberlakukan mulai Juli hingga Agustus. Aturan yang ada saat ini mengizinkan maksimal 5.000 orang atau 50 persen dari kapasitas venue.

Baca Juga

Berdasarkan aturan lama, sebanyak 34.000 penonton akan diizinkan masuk ke Stadion Nasional, tempat upacara pembukaan Olimpiade Tokyo dengan kapasitas 68.000 orang.

Panel ahli akan memutuskan apakah akan menyetujui aturan baru untuk batas kehadiran tersebut. Sementara itu, tim peneliti memperingatkan bahwa keadaan darurat lainnya mungkin diperlukan selama Olimpiade Tokyo untuk membendung jumlah kenaikan kasus COVID-19.

Bahkan jika varian virus Delta yang sangat menular memiliki dampak kecil pada infeksi. Tim juga mengatakan jumlah infeksi dapat meningkat 10.000 secara kumulatif jika acara olahraga yang akan dimulai pada 23 Juli itu diadakan dengan penonton, dibandingkan dengan khusus tanpa penonton, menurut dokumen yang ditunjukkan pada pertemuan panel ahli kementerian kesehatan.

Panel menyatakan kekhawatiran adanya lonjakan kembali kasus COVID-19 di masa depan meskipun wilayah di mana infeksi meningkat telah mengalami penurunan. Studi oleh para peneliti di Institut Nasional Penyakit Menular, Universitas Kyoto dan Universitas Tohoku didasarkan pada asumsi bahwa orang akan lebih sering meninggalkan rumah setelah keadaan darurat berakhir pekan depan.

Hal ini menyebabkan kasus COVID-19 berpotensi meningkat kembali. Mereka mengatakan, jika Tokyo mengalami 1.000 atau lebih kasus baru COVID-19 per hari, maka keadaan darurat harus diberlakukan kembali.

Saat ini, 10 prefektur, termasuk ibu kota Jepang dan Osaka, berada dalam keadaan darurat, dengan restoran diharuskan tutup pada pukul 20.00, dan dilarang menyajikan alkohol. Menurut perhitungan mereka, bahkan jika varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India, memiliki dampak kecil dan hanya sekitar 10 persen lebih banyak orang yang keluar, jumlah infeksi akan mencapai ambang batas antara akhir Juli dan awal Agustus.

Jika varian Delta, yang diperkirakan 1,8 kali lebih mudah menular daripada jenis asli virus corona, memiliki dampak besar, keadaan darurat dapat kembali diperlukan pada awal hingga pertengahan Juli. Kembali ke pembatasan dapat dihindari di bawah skenario paling optimis di mana varian Delta tidak berdampak dan peningkatan orang yang meninggalkan rumah tetap di bawah 15 persen, menurut para peneliti.

Olimpiade Tokyo, yang akan berlangsung setelah penundaan satu tahun karena pandemi COVID-19, akan diadakan tanpa penonton dari luar negeri. Penyelenggara mengatakan bulan ini akan memutuskan berapa banyak penggemar domestik yang diizinkan untuk hadir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement