Kamis 17 Jun 2021 06:44 WIB

Menkeu: Program PEN Bantu UMKM Bertahan saat Pandemi

Bantuan untuk usaha dan modal kerja memberikan dampak bagi UMKM yang signifikan

Rep: novita intan/ Red: Hiru Muhammad
Seorang pengunjung melihat busana karya desainer Kalimantan Barat yang ditampilkan dalam pameran UMKM unggulan Saprahan Khatulistiwa di Pendopo Gubenur Kalimantan Barat di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (7/6/2021). Saprahan (Semarak Pariwisata, UMKM dan Keuangan) Khatulistiwa yang digelar Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat tersebut untuk mendorong pemulihan ekonomi daerah, mendukung pariwisata dan pengembangan UMKM setempat di masa mendatang.
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Seorang pengunjung melihat busana karya desainer Kalimantan Barat yang ditampilkan dalam pameran UMKM unggulan Saprahan Khatulistiwa di Pendopo Gubenur Kalimantan Barat di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (7/6/2021). Saprahan (Semarak Pariwisata, UMKM dan Keuangan) Khatulistiwa yang digelar Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat tersebut untuk mendorong pemulihan ekonomi daerah, mendukung pariwisata dan pengembangan UMKM setempat di masa mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah mengklaim hasil pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) kluster dukungan UMKM membantu mayoritas penerima manfaat dapat bertahan selama pandemi Covid-19. Hal ini berdasarkan beberapa hasil survei terhadap langkah-langkah yang dilakukan pemerintah memberikan dampak yang cukup baik.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mencontohkan targeting program yang dianggap semakin baik untuk perlindungan sosial. “Inklusi keuangan juga meningkat dengan perlindungan sosial, terutama yang bantuan non tunai,” ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Kamis (17/6).

Survei dilakukan oleh beberapa lembaga. Seperti hasil Survei Evaluasi Penempatan Dana PEN yang dilakukan LPEM FEB UI dan Lembaga Demografi kepada tiga UMKM penyaluran penempatan dana PEN terbesar menunjukkan  mayoritas responden dapat bertahan dan tidak mengalami penurunan omzet. 

Tercatat sebanyak 29 persen responden menyatakan omzetnya naik dan 26 persen responden mengalami peningkatan keuntungan."Penggunaan bantuan paling utama adalah untuk membeli bahan baku, barang modal, dan kebutuhan pribadi. Itu tentu karena mereka usaha kecil yang kadang-kadang kebutuhan untuk makanan, kebutuhan keluarganya," katanya.

Survei BPUM Kemenkop UKM – TNP2K dilakukan kepada 1.261 usaha mikro dan 93 informan lainnya mengatakan mengetahui adanya program PEN yang menunjukkan bahwa sosialisasi berjalan baik. Lebih dari 60 persen penerima BPUM tidak memiliki cadangan kas.

"Jadi diberikan kepada 2,4 juta tahun lalu dan tahun ini diambil dari 9 juta akan dinaikkan 12 juta. Penerimanya itu sangat menentukan sekali buat mereka. Sebanyak 88,5 persen BPUM adalah untuk membeli bahan baku dan 23 persen menggunakan untuk keperluan usaha," katanya.

Adapun survei BPUM PNM – TN2PK kepada 9.852 responden di seluruh provinsi Indonesia menyatakan sebesar 98,9 persen responden menggunakan dana PEN untuk keperluan usaha dengan rata-rata sebesar Rp 1,7 juta. Dana tersebut dimanfaatkan untuk bahan baku, membayar atau menyewa alat produksi, dan untuk membayar utang usaha dan pekerja.

"Survei ini menunjukkan apa yang dilakukan pemerintah melalui bantuan untuk usaha dan modal kerja memberikan dampak bagi UMKM yang cukup signifikan. Meskipun data tidak sempurna, sistemnya belum seratus persen siap, namun hasilnya tidak mengecewakan atau bahkan bagus. Inilah yang disebut leadership, peluang, tantangan yang dilakukan oleh pemerintah dan kita terus melakukan di mana kita terus melakukan evaluasi," ucapnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement