REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Sufyan at-Tsauri RA tinggal di Makkah selama tiga tahun lamanya dan ada seseorang laki-laki yang selalu datang ke Baitullah Haram setiap waktu dzhuhur dan ia thwaf di Ka'bah dan mengerjakan sholat. Kemudian ia memberi salam kepada Sufyan dan terus pulang.
"Sehingga saya kenal baik dengannya dan ia pun kenal baik dengan saya," kata Sufyan seperti dikisahkan Mokh Syaiful Bakhri dalama bukunya 'Belum Haji Sudah Mabrur'.
Pada suatu hari ia jatuh sakit dan memanggil Sufyan seraya berkata: "Kalau saya meninggal dunia, mandikan lah saya oleh engkau sendiri, sholatkan saya dan kuburkan saya," pinta orang itu kepada Sufyan.
Orang itu juga minta kepada Sufyan jangan meninggalkannya sendirian di dalam kubur pada waktu malam. Bahkan ia juga meminta Sufyan bermalam di dekat kuburannya.
"Serta ajarilah saya kalimat tauhid ketika mulai ada pertanyaan malaikat Munkar Nakir," pintanya.
Mendengar permintaan itu, maka Sofyan pun menyanggupinya. Tatkala Sufyan telah mengerjakan apa-apa yang ia minta dan ia bermalam di kuburannya sedang ia dalam keadaan antara tidur dan terjaga
"Tiba-tiba aku mendengar suara," kata Sufyan.
"Hai Sufyan, tidak ada perlunya bagi mayat ini engkau jaga dan engkau ajaran tauhid," kata suara itu.
Sufyan bertanya, "Mengapa demikian?"
Suara itu menjawab, "Sebab ia telah berpuasa di bulan Ramadan dan kemudian berpuasa 6 hari dibulan Syawal sesudah ramadhan."
Maka Sufyan terbangun dan tidak jumpai seorang pun dan ia pun terus mengambil air wudhu sehingga ia tertidur lagi. Dan Sufyan bermimpi seperti itu sampai tiga kali, maka ia menjadi tahu bahwa itu adalah dari Allah yang Maha Rahman dan bukan dari setan yang terkutuk.
Dan Sufyan terus pulang dari kuburannya sambil berdoa. "Ya Allah berilah saya pertolongan untuk mengerjakan puasa bulan Ramadan dan mengikutsertakan nya dengan puasa enam hari di bulan Syawal."
"Maka Allah yang Maha Besar lagi Maha Baik ini telah memberikan pertolonga kepada saya," katanya