Kamis 17 Jun 2021 14:06 WIB

Dokter: Vaksin AstraZeneca Efektif Hadapi Varian Delta

Varian Delta Covid-19 dari India banyak ditemukan di Kudus dan Bangkalan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Vaksinolog dan spesialis penyakit dalam dr Dirga Sakti Rambe.
Foto: Dok Covid.go.id
Vaksinolog dan spesialis penyakit dalam dr Dirga Sakti Rambe.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona varian Delta atau B1617.2 yang diduga berasal dari India bisa dihadapi secara efektif dengan merek vaksin Covid-19, yang akhir-akhir ini digunakan di Indonesia.

Vaksinolog dan spesialis penyakit dalam dr Dirga Sakti Rambe mengatakan, program vaksinasi untuk umum berusia di atas 18 tahun menggunakan vaksin merek AstraZeneca. Hanya saja, orang-orang yang sudah mendapat dosis pertama dengan merek lain pada April atau Mei akan diberikan vaksin merek sama ketika mendapatkan dosis kedua.

"Ada tiga merek vaksin di Indonesia, merek yang akhir-akhir ini digunakan efektif terhadap varian Delta. Merek vaksin awal yang digunakan di Indonesia belum ada laporan (efektivitas terhadap varian Delta)," kata Dirga dalam webinar kesehatan di Jakarta, Kamis (17/6).

Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menuturkan, vaksin Covid-19 di Indonesia efektif dalam mencegah seseorang mengalami gejala sakit berat ketika terinfeksi virus. Namun, bukan berarti mendapatkan vaksin berarti sudah kebal 100 persen.

Menurut Dirga, semua orang yang sudah divaksin masih bisa terkena Covid-19 atau menularkan virus. Hanya saja, karena sudah memiliki antibodi, penyakit yang dialami tidak berat.

"Beberapa mutasi menunjukkan vaksin jadi kurang efektif, tapi secara umum masih efektif. Tugas kita untuk mencegah virus bermutasi adalah menekan penularan, agar penularannya terhenti," kata Dirga.

Dia mengingatkan, vaksinasi tidak boleh membuat orang-orang menjadi lengah. Protokol kesehatan dan prinsip 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak tetap harus dipatuhi. "Tidak ada vaksin yang 100 persen efektif, bukan berarti divaksin lalu bebas kumpul-kumpul," jelas Dirga.

Otoritas terkait masih menelusuri asal mula kemunculan varian Delta (B 1617.2) yang banyak ditemukan di daerah Kudus, Jawa Tengah dan Bangkalan, Jawa Timur.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement